Mitigasi Bencana Disiapkan Sambut Libur Nataru di Sulsel

MAKASSAR, KOMPAS—Berbagai langkah dilakukan untuk mengantisipasi membanjirnya wisatawan dan pemudik di Sulawesi Selatan di tengah cuaca buruk yang terjadi. Antisipasi diantaranya dilakukan dengan penempatan tenaga kesehatan, ambulans, hingga alat berat di titik rawan bencana dan lokasi wisata.

“Untuk wilayah rawan longsor sekaligus daerah tujuan wisata seperti Tana Toraja dan Toraja Utara, kami sudah bekerjasama dengan Dinas PU dan balai jalan untuk menyiapkan alat berat di sejumlah titik. Tenaga kesahatan dan ambulans juga disiapkan termasuk di  sekitar objek wisata untuk mengantisipasi jika terjadi insiden,” kata Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencara Daerah Sulawesi Selatan, Amson Padolo, Selasa (23/12/2025).

Tana Toraja dan Toraja Utara adalah daerah tujuan utama wisatawan dan pemudik Natal dan Tahun Baru di Sulawesi Selatan. Namun wilayah yang berupa dataran tinggi dan lembah ini rawan longso. Sejumlah objek wisata di daeeah ini berada di perdesaan yang jalurnya banyak melewati sisi tebing dengan jurang di sisi lain.

Antisipasi juga dilakukan pihak Kantor Pencarian dan Pertolongan Makassar. Personel gabungan dan peralatan telah disiagakan pos-pos siaga SAR di sejumlah lokasi strategis, khususnya di titik rawan kecelakaan, jalur transportasi, bandara, pelabuhan serta kawasan wisata yang akan mengalami peningkatan aktivitas masyarakat.

“Kami telah mempersiapkan pos-pos siaga di lokasi strategis untuk memastikan pelayanan SAR yang maksimal kepada masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru,” kata Kepala Kantor SAR Makassar, Muhammad Arif Anwar.

Selain Tana Toraja dan Toraja Utara, kawasan wisata pantai di Bira, Kabupaten Bulukumba menjadi tujuan terbesar kedua di Sulsel. Garis pantai di Bulukumba membentang sepanjang sekitar 130 meter. Sebagian garis pantainya terutama di kawasan Bira, menjadi tujuan wisatawan akhir tahun.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bulukumba, Hamrina A Muri mengatakan untuk libur Natal dan Tahun Baru tahun ini, diperkirakan akan ada 10.000 wisatawan yang berkunjung.

Dengan objek wisata pantai dan prediksi cuaca buruk seperti gelombang tinggi dan angin kencang di akhir tahun, pihak dinas pariwisata juga melakukan berbagai langkah antisipasi.

“Kami siapkan juga tenaga kesehatan dan ambulans di obyek-obyek wisata. Personel yang bertugas di kawasan wisata kami tambah. Antisipasi cuaca buruk juga kami lakukan dengan terus memantau prakiraan cuaca dari BMKG,” katanya.

Dia mengatakan papan bicara serta petugas yang akan mengingatkan pengunjung adalah bentuk antisipasi lain. Hal ini mengingat kerap banyak pengunjung yang abai dengan peringatan.

Di Bira, atraksi di pantai memang banyak digemari wisatawan. Wahana permainan air seperti perahu karet, berperahu kayu ke pulau-pulau, hingga selam dangkal dan dalam adalah sebagian yang digemari. Saat musim liburan, sepanjang pantai juga akan menjadi sangat ramai dengan pengujung yang mandi dan berjemur di pantai.

“Antisipasi lain kami lakukan di loket di gerbang masuk agar tak terjadi penumpukan dan kemacetan panjang sebagaimana terjadi tahun-tahun sebelumnya. Selain itu pembersihan pantai. Cuaca buruk belakangan ini membuat banyak sampah terbawa ombak hingga ke pantai. Harapan kami dengan semua kesiapan ini, wisatawan Nataru tahun ini bisa berwisata dengan lebih aman dan nyaman,” kata Hamrina.