MerahPutih.com - Bukan hanya meniadakan pesta kembang api di ruang publik saat pergantian tahun sebagai respon kondisi bencana Sumatera.
Pihak swasta di Jakarta seperti mal hingga hotel juga diminta Gubernur Pramono Anung untuk tidak merayakan malam pergantian Tahun Baru 2026 dengan pesta kembang api.
Langkah ini sebagai rasa empati Jakarta terhadao bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Satpol PP DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, anak buahnya akan berkeliling memantau titik-titik gelaran perayaan malam tahun baru.
Baca juga:
Pantau Mudik Nataru di Stasiun Gambir, AHY Ingatkan Keselamatan dan Kesiapan Operasional
Jika masih ada pihak swasta yang tak mengindahkan larangan tersebut, Satpol PP DKI akan langsung meminta pelaksanaan peluncuran kembang api disetop.
"Nanti kita akan monitoring Satpol PP di tiap wilayah akan memonitor apakah itu dilaksanakan atau tidak, biasanya kalau sudah himbauan tidak dilaksanakan, tapi kalau misalnya ada diperingatkan untuk dihentikan," kata Satriadi di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (23/12).
Satriadi, dalam perayaam malam tahun baru Satpol PP DKI mengerahkan 4.296 personel untuk melakukan pengamanan. Pengamanan tersebar di gereja-gereja, titik-titik perayaan malam tahun baru, lokasi wisata, hingga titik keramaian.
"Dan konsentrasi kita memang bukan hanya pada saat hari H-nya, tapi biasanya tempat-tempat hiburan seperti Ragunan, Ancol, Taman Mini, Monas dan sebagainya itu juga menjadi obyek yang perlu kita amankan. Pengamanan gereja juga ada 574 gereja di Jakarta yang kita amankan," ucap Satriadi.
Satriadi mengatakan, momen Natal dan Tahun Baru kerap diikuti lonjakan mobilitas warga, kegiatan keagamaan, hingga keramaian di ruang publik. Kondisi tersebut membutuhkan kesiapsiagaan aparat agar situasi Jakarta tetap aman dan kondusif.
"Kalau libur Natal, tahun baru, besoknya biasanya objek-objek tempat hiburan, wisata, kan banyak (dikunjungi). Nah, itu yang kita tempatkan personel juga," tutupnya. (Asp)



