FAJAR, MAKASSAR – Keberhasilan Tim Ekspedisi Pelayaran Akademis III (EPA III) Korps Pencinta Alam (Korpala) Universitas Hasanuddin (Unhas) menaklukkan samudera mancanegara berujung manis.
Setelah menuntaskan pelayaran lintas empat negara menggunakan perahu tradisional Sandeq, tim ekspedisi secara khusus menyambangi Markas Komando Daerah Angkatan Laut (Mako Kodaeral) VI.
Tujuannya untuk menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kodaeral VI pada Selasa (23/12/2025).
Kunjungan hangat ini diterima langsung oleh Komandan Kodaeral (Dankodaeral) VI, Laksamana Muda TNI Andi Abdul Aziz, S.H., M.M., di ruang kerjanya.
Pihak Korpala Unhas mengungkapkan bahwa kelancaran dan keamanan misi selama 89 hari di laut lepas tidak lepas dari dukungan penuh serta dedikasi tinggi yang diberikan oleh jajaran Kodaeral VI.
Ekspedisi EPA III ini bukanlah perjalanan biasa. Menggunakan Sandeq—perahu layar tradisional khas Sulawesi yang dikenal dengan kecepatannya—tim ini berhasil menempuh ribuan mil laut.
Adapun rute yang dilewati mencakup empat negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Misi ini mengusung tajuk filosofis “Menjelajah Samudra, Menyatukan Bangsa Lewat Ilmu dan Budaya”.
Fokus utamanya adalah menggabungkan riset akademis, diplomasi budaya antarnegara, serta memberikan edukasi maritim bagi generasi milenial dan Gen Z Indonesia.
Laksamana Muda TNI Andi Abdul Aziz menyampaikan apresiasi atas keberanian para anggota Korpala Unhas.
Menurutnya, misi ini merupakan langkah nyata dalam melestarikan sekaligus memperkenalkan kehebatan budaya bahari Sulawesi Selatan ke mata dunia.
“Kami sangat bangga atas pencapaian luar biasa ini. Apa yang dilakukan Korpala Unhas adalah bentuk promosi budaya maritim yang sangat krusial. Ini membangkitkan kembali semangat mengarungi samudera bagi masyarakat luas,” tegas Dankodaeral VI dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan penuh kekeluargaan tersebut diakhiri dengan penyerahan miniatur perahu Sandeq dari tim EPA III Unhas kepada Dankodaeral VI sebagai simbol penghormatan dan kenang-kenangan atas sinergi yang terjalin selama ekspedisi.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa perahu tradisional seperti Sandeq tetap mampu bersaing di perairan internasional, sekaligus mempertegas identitas Indonesia sebagai poros maritim dunia. (*)





