Mengapa Harga Cabai Tak Turun Meski Tengah Panen Raya? Ini Penjelasan Petani

katadata.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Harga cabai di tingkat konsumen masih bertahan tinggi meski sejumlah sentra produksi telah memasuki masa panen. Kondisi ini berbanding terbalik dengan harga yang diterima petani, yang justru menunjukkan tren penurunan seiring melimpahnya pasokan di tingkat produksi.

Data Badan Pangan Nasional mencatat rata-rata nasional harga cabai merah besar (CMB) dan cabai merah keriting (CMK) terus meningkat sejak September 2025. Hingga Selasa (23/12), harga CMB mencapai Rp 54.276 per kilogram, sementara CMK berada di level Rp 53.517 per kilogram.

Kenaikan juga terjadi pada harga cabai rawit merah (CRM). Pada bulan ini, harga CRM melonjak dari Rp 41.709 per kilogram pada November menjadi Rp 68.412 per kilogram. Harga tertinggi tercatat di Papua yang menembus Rp 110.000 per kilogram.

Di sisi lain, Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (ACCI) mencatat kondisi yang berbeda di tingkat petani. Ketua Umum ACCI Abdul Hamid menyampaikan, rata-rata nasional harga cabai di sentra produksi justru turun dari Rp 54.000 per kilogram pada November 2025 menjadi sekitar Rp 42.000 per kilogram pada akhir tahun ini.

Hamid menilai tingginya harga cabai di tingkat konsumen lebih banyak dipicu oleh faktor psikologis pasar, terutama akibat curah hujan yang tinggi. Menurut dia, hujan memang dapat memangkas kapasitas panen hingga 50%, namun cabai di kebun tetap dapat dipanen saat hujan berhenti.

“Saya melihat tingginya harga cabai di tingkat konsumen umumnya disebabkan oleh psikologi pasar selama curah hujan tinggi. Padahal, harga cabai di sentra produksi sudah turun,” kata Hamid kepada Katadata.co.id, Selasa (23/12).

Dari sisi pasokan, penurunan harga di tingkat petani terutama dipicu oleh kelebihan produksi di sejumlah daerah, khususnya di Aceh. Kondisi tersebut diperparah oleh langkah Kementerian Pertanian yang membeli dan mengirim sekitar 40 ton cabai dari Aceh Tengah dan Bener Meriah ke DKI Jakarta.

“Langkah Kementan memang mengganggu struktur harga di pasar, tapi harga yang diterima petani di Pulau Jawa masih sesuai harga pokok produksi, meski margin yang diterima turun,” ujar Hamid.

Adapun terkait prospek ke depan, Hamid mengaku belum dapat memprediksi harga cabai di tingkat konsumen hingga akhir tahun. Namun, ia memperkirakan harga cabai yang diterima petani masih akan terus tertekan hingga masa Ramadan 2026 berakhir.

Sebagai informasi, masa panen cabai berlangsung antara 60 hingga 90 hari. Hamid menyebut mayoritas sentra produsen baru memasuki masa panen pada pekan lalu, sehingga panen diperkirakan baru akan rampung sekitar awal Maret 2026.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kemenpora Evaluasi Cabang Olahraga Gagal Target di SEA Games 2025, Sepak Bola Jadi Sorotan
• 16 jam lalupantau.com
thumb
Nurul Arifin Dorong 12 Isu Strategis Perempuan Masuk Agenda Konkret Parlemen Menuju Indonesia Berkeadilan 2045
• 4 jam lalupantau.com
thumb
Rentetan OTT Kepala Daerah: Mandeknya Pencegahan Korupsi
• 15 jam lalukompas.com
thumb
Kemenpora Evaluasi dan Siapkan Sanksi untuk Cabor Gagal Target SEA Games 2025, Timnas Indonesia U-22 Turut Disorot
• 17 jam lalutvonenews.com
thumb
Transparansi Puluhan OPD Pemprov Sulsel Bermasalah, Komisi Informasi: Ini Alarm Khusus
• 17 jam laluharianfajar
Berhasil disimpan.