PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) resmi menginjeksi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) untuk pertama kalinya di Lapangan Minas. Dengan implementasi CEOR ini, cadangan minyak di Blok Rokan ditargetkan bisa bertambah sebesar 800 juta barel.
CEOR merupakan upaya peningkatan produksi hidrokarbon dari reservoir minyak atau menguras minyak untuk diproduksi dengan cara menginjeksikan material atau fluida khusus berbahan kimia.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, mengatakan injeksi perdana CEOR bisa meningkatkan produksi Lapangan Minas sebesar 2.800 barel per hari (BOPD).
Injeksi dimulai pada proyek CEOR Minas Stage-1 Area-A yang diresmikan pada hari ini, Selasa (23/12). Total ada 3 pola (pattern) dengan 3 sumur yang disuntik bahan kimia Alkali Surfactant Polymer (ASP). Nantinya, tambahan produksi diharapkan terjadi sekitar 6 bulan setelah injeksi.
"Once itu sudah ekonomis 2.800 (barel per hari), dengan bahan kimia yang saya dengar mencapai 12.500 barel diinjeksikan," kata Djoko saat peresmian CEOR Minas Area A, Selasa (23/12).
Lapangan Minas merupakan salah satu aset tua di Blok Rokan yang sudah beroperasi sejak tahun 1944. Per November 2025, produksi lapangan ini tercatat sebesar 28.285 BOPD.
Lantaran usianya yang sudah tua (mature), lapangan ini harus mengandalkan teknologi untuk bisa mengangkat minyak dari perut bumi. Melalui optimisasi waterflood dan infill drilling, Lapangan Minas memiliki tingkat perolehan (recovery factor) hingga 56 persen.
Kemudian, dengan penerapan teknologi injeksi kimia alkali, surfactant, dan polymer ini diharapkan dapat memberikan penambahan recovery factor sebesar 12-16 persen, sehingga bisa mencapai 72 persen secara total.
"Chemical EOR itu bisa menaikkan 16 persen (recovery factor), di mana kalau 56 tambah 16 jadi 72 persen, masih ada 27 persen," ungkap Djoko.
Djoko menyebutkan, total investasi atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan injeksi CEOR di Blok Rokan mencapai USD 300 juta. Sementara untuk operational expenditure (opex) dihitung dari harga bahan kimia yang kini sudah diinjeksikan sebanyak 12.500 barel.
"Kalau kita lihat dari awal, itu capex yang sudah keluar itu sekitar 300 juta US dolar. Opex itu dalam artian bahan kimianya kita beli, nanti kita lihat, kan sudah masuk 12.500 barel," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Oki Muraza, mengatakan saat ini Blok Rokan memproduksi minyak sekitar 150.000 barel per hari. Dengan teknologi CEOR, potensi penambahan cadangan minyak di Blok Rokan mencapai 800 juta barel.
Oki melanjutkan, untuk di Lapangan Minas sendiri, CEOR diharapkan bisa mengerek produksi lebih dari 50.000 barel per hari pada tahun 2030, hampir dua kali lipat dari posisi hari ini sekitar 28.000 barel per hari.
"Harapan kami, chemical WK Rokan akan mencapai lebih dari 800 juta barel minyak yang akan kita berikan kepada negeri Indonesia. Kemudian harapannya di tahun 2030, mudah-mudahan akan ada 50 ribu per day Insyaallah yang akan dihasilkan dari Lapangan Minas," jelas Oki.
Bahkan ke depannya, Oki menargetkan Lapangan Minas bisa memproduksi minyak hingga 150.000 barel per hari pada puncaknya dengan bantuan CEOR.
Dia pun membuka peluang bahwa teknologi CEOR ini akan lanjut diimplementasikan di lapangan lain di Blok Rokan, seperti Minas Area B, C, D, Balam South, Bangko, hingga Petani.
Tidak hanya itu, dia menyebutkan CEOR juga bisa diterapkan di blok migas Pertamina lainnya seperti Lapangan Handil milik Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES)
"Di pipeline tentunya tidak hanya WK Rokan, tapi ada Handil di PHM, di OSES, dan seterusnya. Ini mudah-mudahan bisa kita kerjakan bersama-sama," tandas Oki.
