Ancaman banjir dan longsor membayangi perjalanan kereta api selama libur Natal dan Tahun Baru 2026. Menghadapi cuaca ekstrem akhir tahun, PT Kereta Api Indonesia menambah hampir 2.500 personel dan menyiagakan jalur-jalur rawan bencana di Jawa Tengah dan sekitarnya.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan potensi bencana pada Nataru 2025/2026 mengingat prakiraan curah hujan tinggi akhir tahun ini. Karena itu, penambahan personel dibutuhkan untuk mengantisipasi terjadinya bencana selama periode tersebut.
"Personel tambahan KAI sudah ditempatkan di titik-titik rawan bencana akan dikerahkan untuk merespon cepat jika terjadi bencana. Ini menjadi bagian arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan pelayanan terbaik selama Nataru 2025/2026," kata Listyo di Stasiun Pasar Senen, Selasa (23/12).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi munculnya fenomena La Nina lemah di akhir tahun 2025 yang berpotensi meningkatkan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Hampir separuh kawasan di dalam negeri diprakirakan mengalami curah hujan tinggi dan sangat tinggi pada bulan ini.
KAI mendata Jawa Tengah dan DI Yogyakarta menjadi tujuan utama perjalanan kereta jarak jauh selama Nataru 2025/2026. Adapun BMKG memprediksi hampir separuh kawasan Jawa Tengah akan mengalami curah hujan tinggi dan sangat tinggi bulan ini.
Listyo menemukan KAI telah memetakan titik-titik dengan kemungkinan bencana tinggi selama Nataru 2025/2026. Selain itu, operator telah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung jika terjadi bencana, seperti 19 lokomotif cadangan, 17 pembangkit listrik, dan tiga mesin pengangkat beban berat atau crane.
VP Public Relation KAI Anne Purba mendata jenis bencana yang berpotensi terjadi di sepanjang rel kereta jarak jauh adalah banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi. Rel kereta antara Cirebon, Jawa Barat sampai Semarang, Jawa Tengah diprediksi memiliki ratusan titik bencana tersebut.
Beberapa langkah untuk meminimalisasi dampak bencana banjir dan longsor terhadap kelancaran perjalanan telah dilakukan, seperti peninggian rel kereta api maupun penambahan kerikil untuk meningkatkan stabilitas perjalanan. Menurutnya, jumlah personel yang ditempatkan di titik rawan bencana telah disesuaikan dengan tingkat potensi kerawanan.
BMKG menyatakan tingginya curah hujan di Jawa Tengah disebabkan oleh bibit siklon tropis 93S yang berpotensi menjadi siklon tropis kategori tinggi. Alhasil, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mendapatkan peringatan siaga hujan lebat dan sangat lebat hingga 29 Desember 2025.
"Kami telah menambah personel siaga bencana di semua daerah operasi. Namun mayoritas titik rawan bencana berada di Daerah Operasi 4 Semarang menuju Daerah Operasi 3 Cirebon," kata Anne.



