TABLOIDBINTANG.COM - Verrell Bramasta membongkar dugaan korupsi dana atlet disabilitas yang terjadi di lingkungan NPCI daerah, sebuah kasus yang kini menjadi sorotan publik.
Aktor sekaligus anggota DPR RI komisi X itu kembali menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan hak dan martabat atlet penyandang disabilitas yang selama ini dinilai kerap terpinggirkan.
Dugaan penyelewengan tersebut menyeruak setelah dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan atlet disabilitas justru disinyalir mengalir ke pos-pos di luar kebutuhan olahraga.
Bagi Verrell, persoalan ini bukanlah cerita baru. Pemain sinetron Putri Untyk Pangeran itu mengaku telah lama menerima berbagai aduan langsung dari para atlet disabilitas yang mengalami perlakuan tidak adil.
Para atlet mengungkapkan masalah serius, mulai dari keterlambatan gaji dan uang makan, sistem degradasi yang dianggap merugikan, hingga pemecatan sepihak setelah menyuarakan aspirasi mereka.
Bahkan, sebanyak 22 atlet disabilitas NPCI Kabupaten Bekasi sempat meminta perlindungan kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Verrell sebagai wakil rakyat.
“Negara tidak boleh menutup mata. Atlet disabilitas bukan warga kelas dua. Mereka berhak atas perlindungan, keadilan, dan penghormatan,” ungkap Verrell Bramasta kepada wartawan.
Komitmen itu juga disuarakan Verrell dalam forum resmi negara. Dalam rapat kerja Komisi X DPR RI bersama Kemenpora, ia mengingatkan agar perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada cabang olahraga populer dan program DBON, tetapi juga pada cabang non-DBON serta atlet disabilitas.
Ia mendorong evaluasi menyeluruh atas dugaan pemotongan hak dan penindasan terhadap puluhan atlet disabilitas di daerah pemilihannya.
“Negara harus hadir bukan hanya saat atlet berdiri di podium membawa medali, tetapi juga saat hak-hak mereka dirampas,” ujar Verrell dalam rapat bersama Menpora Erick Thohir pada September 2025 lalu.
Tak hanya bersuara di ruang rapat, Verrell juga menunjukkan dukungan nyata di lapangan. Ia kerap hadir mendampingi atlet disabilitas dalam berbagai kegiatan, termasuk Fun Paralympic di Karawang, di mana ia bermain tenis meja dan voli duduk bersama para atlet sebagai bentuk empati dan dukungan moral.
Verrell Bramasta kembali mendesak agar proses hukum atas dugaan korupsi dana atlet disabilitas ini dijalankan secara tegas dan transparan. Ia juga menekankan pentingnya penguatan sistem pengawasan agar hak-hak atlet disabilitas terlindungi.
“Ini bukan soal siapa yang benar sejak awal, tapi memastikan atlet disabilitas mendapatkan haknya secara penuh dan bermartabat,” pungkas Verrell.
