Data Ekonomi AS Solid, Wall Street Ditutup Menguat

bisnis.com
9 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (23/12/2025) waktu setempat setelah data pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan menopang saham-saham berorientasi pertumbuhan.

Melansir Reuters pada Rabu (24/12/2025), indeks Dow Jones Industrial Average naik 117,13 poin atau 0,24% ke level 48.479,81. Sementara itu, S&P 500 menguat 28,17 poin atau 0,41% ke posisi 6.906,66 dan Nasdaq Composite naik 110,01 poin atau 0,47% menjadi 23.538,84.

Indeks saham pertumbuhan S&P 500 tercatat naik 0,7%, sedangkan indeks saham nilai (value) bergerak stagnan.

Saham-saham terkait kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) melanjutkan penguatan setelah rebound dari aksi jual pekan lalu yang dipicu kekhawatiran valuasi yang dinilai terlalu tinggi serta besarnya belanja modal perusahaan AI yang berpotensi menekan laba.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Saham Nvidia menguat 2,6%, sementara Amazon.com, Alphabet, dan Broadcom masing-masing naik lebih dari 1%.

Departemen Perdagangan AS melaporkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh dengan laju tahunan 4,3% pada kuartal III, menjadi pertumbuhan tercepat sejak kuartal III/2023. Angka tersebut jauh melampaui proyeksi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 3,3%, didorong oleh belanja konsumen yang solid.

Baca Juga

  • Saham Teknologi Reli, Wall Street Ditutup Menghijau
  • Arah Wall Street Pekan Ini: Investor Menanti Santa Claus Rally
  • Ditopang Saham Teknologi Nvidia-Oracle, Wall Street Ditutup Menguat

Meski data tersebut dirilis terlambat akibat penutupan pemerintahan selama 43 hari dan banyak analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat pada kuartal IV, pasar kini memperhitungkan peluang yang lebih kecil bagi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada Januari. Kondisi ini tercermin dari kenaikan imbal hasil obligasi tenor pendek, menurut CME FedWatch Tool.

“Pasar obligasi tidak menyukai kabar ini,” ujar Wakil Presiden Senior Wedbush Securities di San Francisco, Stephen Massocca.

“Ketika pertempuran ini kalah, saham pertumbuhan biasanya berkinerja baik, dan itu yang terjadi hari ini. Namun bagi perusahaan makanan, kimia, minyak dan gas, atau bahkan perusahaan pembiayaan swasta, ini menjadi kabar buruk. Tanpa penurunan suku bunga, situasinya tidak menguntungkan,” tambahnya.

Data ekonomi lainnya memberikan gambaran yang kurang menggembirakan. Kepercayaan konsumen AS melemah pada Desember di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap lapangan kerja dan pendapatan. Sementara itu, produksi pabrik tercatat stagnan pada November setelah turun pada Oktober.

Ketiga indeks utama Wall Street berada di jalur mencatatkan kenaikan tahunan untuk tahun ketiga berturut-turut. S&P 500 dan Dow Jones juga berpotensi membukukan kenaikan bulanan selama delapan bulan beruntun.

Penguatan pasar saham AS dalam beberapa waktu terakhir turut memicu harapan terjadinya Santa Claus rally, yakni fenomena musiman ketika S&P 500 mencatatkan kenaikan pada lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun dan dua hari pertama Januari, sebagaimana dicatat Stock Trader’s Almanac.

Pada tahun ini, periode Santa Claus rally tersebut dimulai pada Rabu dan berlangsung hingga 5 Januari.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Katedral Jakarta Siap Menampung Lima Ribuan Jemaat yang Ingin Ibadah Natal
• 22 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Harga Emas Antam Hari Ini 24 Desember 2025 Naik Rp29.000, Meroket ke Angka Rp2.590.000 per Gram
• 8 jam lalutvonenews.com
thumb
Pramono Harap UMP Jakarta 2026 Diterima Semua Pihak, Minta Buruh Tak Mogok
• 18 jam lalukompas.tv
thumb
Waspada Penipuan, BRI Bagikan Tips Aman Bertransaksi Perbankan Saat Nataru
• 23 jam lalukumparan.com
thumb
Pengirim Pesan Ancaman Bom ke Sekolah-sekolah di Depok Ngaku Akun Email Diretas
• 2 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.