Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,1% ke level 16.771 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. Kurs rupiah berpeluang menguat hari ini seiring dolar AS yang melemah akibat tekanan sejumlah data ekonomi terbaru.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melanjutkan perlemahan setelah beberapa data ekonomi AS yang lebih lemah," kata Analis Doo Financial Futures Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Kamis (24/12).
Lukman menjelaskan ,data penjualan barang tahan lama dan tingkat kepercayaan konsumen di AS melemah. Hal ini terjadi meski ada revisi data produk domestik bruto AS lebih kuat dari perkiraan.
Ia menambahkan, dolar AS juga masih tertekan oleh penambahan likuiditas US$ 40 miliar per bulan oleh The Fed sejak pertengahan Desember 2025. "Rupiah akan berada di level 16.650 per dolar AS hingga 16.800 per dolar AS," ujar Lukman.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka pada level 16.775 per dolar AS, menguat 12 poin dibandingkan penutupan kemarin. Kurs rupiah pun bergerak semakin menguat ke level 16.771 per dolar AS hingga pukul 09.30 WIB.
Di sisi lain, pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi memiliki pandangan berbeda. Ibrahim memproyeksikan rupiah masih akan memiliki potensi melemah terhadap dolar AS.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 16.780 per dolar AS hingga Rp 16.810 per dolar AS," kata Ibrahim.
Ibrahim mengungkapkan, pasar masih akan terus mengantisipasi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh The Fed hingga 2026. Sebab, data terbaru menunjukkan tekanan inflasi yang mendingin dan pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah.
Selain itu, ketegangan Iran dan Israel juga kembali memanas. "Hal ini setelah laporan menunjukkan Iran mungkin menggunakan latihan militer skala besar sebagai kedok potensial untuk operasi ofensif," ujar Ibrahim.


