JAKARTA, KOMPAS.com - Gerai Roti O kini tengah menjadi sorotan publik. Hal ini terjadi usai beredar video yang menyebutkan bahwa transaksi seorang nenek ditolak salah satu gerai Roti O karena membayar menggunakan uang tunai.
Peristiwa tersebut memunculkan pertanyaan di kalangan masyarakat, apakah gerai Roti O masih menyediakan opsi pembayaran tunai atau telah sepenuhnya beralih ke sistem non-tunai.
Untuk memastikan hal tersebut, Kompas.com melakukan penelusuran langsung terkait penerapan metode pembayaran di lapangan.
Baca juga: Leasing: 95 Persen Kendaraan yang Ditindak Mata Elang di Jalan Sudah Pindah Kepemilikan
Penelusuran dilakukan di tiga gerai Roti O yang berada di kawasan stasiun, yakni Stasiun Bojonggede, Stasiun Pondok Cina, dan Stasiun Pasar Minggu.
Sepanjang penelusuran, Kompas.com mencoba bertransaksi secara langsung menggunakan uang tunai di tengah klaim bahwa pembayaran di sejumlah gerai Roti O hanya dapat dilakukan secara non-tunai.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=cashless, pembayaran non tunai, indepth, pembayaran tunai, Roti O, roti o uang tunai&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yNC8wOTUzNTA3MS9tZW5lbHVzdXJpLXByYWt0aWstcGVtYmF5YXJhbi1kaS1nZXJhaS1yb3RpLW8taGFueWEtYmlzYS1ub24tdHVuYWk=&q=Menelusuri Praktik Pembayaran di Gerai Roti O, Hanya Bisa Non-tunai?§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Pasalnya, bagi sebagian orang, metode pembayaran berupa QRIS, kartu debit, atau dompet digital telah menjadi bagian dari keseharian. Namun, bagi sebagian lainnya, uang tunai masih menjadi alat transaksi paling sederhana dan dapat diandalkan.
Pembayaran Tunai Masih Memungkinkan di Roti O Stasiun BojonggedePenelusuran Kompas.com dimulai dari gerai Roti O yang berada di Stasiun Bojonggede. Gerai ini secara kasat mata tidak menampilkan informasi mencolok soal metode pembayaran.
Untuk menguji penerapannya, Kompas.com mencoba membeli menu Roti O Coffee Bund seharga Rp 14.000 menggunakan uang tunai.
Salah seorang staf yang melayani sigap menjawab sambil menjelaskan mekanisme pembayaran yang berlaku di gerai tersebut.
Ia menyebut pembayaran tunai masih memungkinkan dalam kondisi tertentu, terutama jika pelanggan tidak memiliki akses ke metode non-tunai.
"Cash bisa kak asal uangnya pas, bisa dibayar ke aku ya," kata staf tersebut.
Kompas.com kemudian menyerahkan uang pecahan Rp 20.000 disertai penjelasan bahwa tidak memiliki uang pas maupun akses ke QRIS. Bahkan, Kompas.com menawarkan agar uang kembalian tidak perlu diberikan.
Namun, tawaran tersebut ditolak oleh staf yang berjaga. Ia tetap menerima uang tunai dan terlebih dahulu memeriksa laci kasir untuk memastikan ketersediaan uang kembalian.
Baca juga: Pembelaan Delpedro Cs dalam Sidang Usai Didakwa Unggah 80 Konten Penghasutan
Setelah memastikan uang kembalian tersedia, transaksi diproses dan Kompas.com menerima kembalian sebesar Rp 6.000.
"Kita selalu melayani pelanggan kak, kalau tidak ada QRIS, dapat melalui uang tunai," ujar staf tersebut.
Dari pengalaman tersebut, terlihat bahwa pembayaran tunai di gerai Roti O Stasiun Bojonggede masih memungkinkan meski dengan syarat tertentu.
Ketersediaan uang kembalian tidak selalu ada, sehingga pelanggan diharapkan membawa uang pas jika memilih metode pembayaran tunai.
Penerapan di Stasiun Pondok Cina dan Pasar MingguPendekatan yang sedikit berbeda ditemui di gerai Roti O Stasiun Pondok Cina. Saat ditanya mengenai kemungkinan pembayaran tunai, staf langsung menyampaikan kebijakan yang berlaku.
"Kita hanya menerima pembayaran QRIS atau debit Kak, untuk cash tidak bisa," kata dia.
Meski demikian, terdapat alternatif personal yang disampaikan staf tersebut.
"Kalau mau pembayaran cash bisa, tetapi harus uang pas, nanti kakak bayar ke aku," tambahnya.
Saat ditanya apakah ada pelanggan yang akhirnya batal membeli karena tidak bisa melakukan pembayaran non-tunai, ia mengaku hal itu jarang terjadi.
Baca juga: Mengintip Megahnya Rumah Ade Kuswara, Bupati Bekasi yang Kena OTT KPK
"Engga sih kak, kalau tidak bisa QRIS, pelanggan entah minta tolong teman atau lewat uang tunai," ungkap dia.
Sementara itu, di gerai Roti O Stasiun Pasar Minggu, kebijakan non-tunai diterapkan lebih kaku. Tidak ada opsi pembayaran tunai yang ditawarkan, termasuk dengan uang pas.
"Tidak bisa (tunai), sesuai SOP (Stabdar Operasional Prosedur) Kak. Hanya menerima pembayaran cashless, melalui QRIS ataupun debit," kata dia.
Ia kembali menegaskan bahwa kebijakan yang berlaku di gerai tersebut merupakan bagian dari SOP yang harus dipatuhi seluruh staf.
"Untuk tunai belum bisa ya Kak," imbuh dia.
Respons Manajemen Roti OManajemen ritel Roti O telah memberikan keterangan terkait kebijakan pembayaran non-tunai yang diterapkan di sejumlah gerainya.
Pihak manajemen menjelaskan bahwa kebijakan tersebut tidak dimaksudkan untuk membatasi pilihan pembayaran pelanggan, melainkan sebagai bagian dari strategi layanan yang terintegrasi dengan sistem promosi.
Menurut manajemen, transaksi melalui aplikasi dan metode non-tunai dirancang untuk memberikan kemudahan sekaligus keuntungan tambahan bagi konsumen.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5347461/original/084430700_1757672387-547847842_18531923638014746_4748068569041253567_n.jpg)
