Rupiah diprediksi menguat terbatas jelang Nataru

antaranews.com
10 jam lalu
Cover Berita
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta, Rabu, bergerak menguat 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.771 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.787 per dolar AS.

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memprediksi kurs rupiah menguat terbatas menjelang Hari Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

“Ruang penguatan bisa tertahan karena menjelang libur panjang Nataru biasanya mendorong permintaan dolar musiman di dalam negeri untuk kebutuhan pembayaran impor, penyesuaian kas akhir tahun, dan pengelolaan kewajiban valuta asing, yang sebelumnya juga terlihat memangkas penguatan rupiah dan mendorongnya berbalik melemah tipis,” ungkap dia kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Sentimen domestik yang membantu penguatan rupiah, terutama peluang arus masuk ke pasar obligasi pemerintah, tercermin dari kenaikan kepemilikan asing dan penurunan imbal hasil obligasi rupiah, sehingga menambah pasokan valuta asing dan menahan tekanan depresiasi.

Baca juga: ICP November 2025 turun jadi 62,83 dolar AS per barel

Melihat sentimen global, dolar dinilai cenderung melemah karena pergerakan mata uang utama yang menguat dan kondisi pasar yang sepi menjelang libur. Hal tersebut menyebabkan tekanan ke rupiah agak mereda.

Namun, lanjut Josua, pelemahan dolar tak sepenuhnya mulus karena data pertumbuhan ekonomi AS yang kuat dengan laju tahunan 4,3 persen membuat pasar lebih berhati-hati untuk mendorong ekspektasi penurunan suku bunga terlalu agresif. Karena itu, dolar berpotensi mendapat penopang sewaktu-waktu.

Perhatian pasar juga tertuju terhadap rilis data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS dan pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun di sekitar 4,16 persen, yang dalam volume perdagangan nan tipis bisa memicu penguatan dolar AS.

Di Asia, penguatan yen Jepang seiring kewaspadaan otoritas Jepang terhadap pergerakan nilai tukar turut menekan dolar. Pada saat yang sama, permintaan dolar dari pelaku impor di kawasan saat likuiditas akhir tahun menipis dapat menular menjadi tekanan tambahan bagi mata uang Asia, termasuk rupiah.

Dengan begitu, arah rupiah hari ini disebut sangat ditentukan oleh tarik-menarik antara pelemahan dolar global dan permintaan dolar domestik menjelang Nataru.

“Dalam kerangka itu, kisaran intraday masih di sekitar Rp16.725–Rp16.800 per dolar AS, dengan batas bawah berpeluang diuji bila pelemahan dolar global berlanjut, dan batas atas lebih mudah tersentuh bila permintaan dolar domestik menguat saat likuiditas pasar menipis,” ujarnya.

Baca juga: Nilai perdagangan negara-negara EAEU nyaris 100 miliar dolar AS


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Indonesia Tingkatkan Stok Karbon 34.478 Ton CO2e
• 9 jam lalukatadata.co.id
thumb
Puncak Nataru, ASDP Pastikan Rantai Logistik Nasional Tetap Bergerak
• 7 menit lalurealita.co
thumb
Satgas PKH Rebut 4 Juta Hektare Hutan, 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang Ditagih Denda Rp 2,3 Triliun
• 42 menit lalumerahputih.com
thumb
9 Jenazah Pekerja Migran Korban Kebakaran di Hong Kong Dipulangkan ke Tanah Air
• 10 jam lalugenpi.co
thumb
5 Berita Terpopuler: Bakal Ada Relokasi Guru PPPK, Honorer K2 yang Tak Lulus Verifikasi Bagaimana? Hashim Bilang Begini
• 13 jam lalujpnn.com
Berhasil disimpan.