Grid.ID - Isu perceraian tiba-tiba menerpa rumah tangga Dude Harlino dan Alyssa Soebandono. Kabar tersebut beredar bersamaan dengan tudingan serius terkait dana syariah bernilai triliunan rupiah.
Mengutip dari Youtube curhatbang Denny Sumargo, nama Dude Harlino disebut-sebut dalam dua isu besar sekaligus, mulai dari kabar berpisah dengan istri hingga dugaan membawa lari dana investasi. Kondisi itu membuat publik mempertanyakan kebenaran informasi yang beredar luas di media sosial.
Dude Harlino akhirnya angkat bicara untuk meluruskan kabar tersebut. Ia mengaku tidak pernah membayangkan bahwa persoalan yang berjalan selama ini berkembang menjadi polemik besar.
“Hati saya ini nggak tega sebenarnya, beberapa kali sudah ada mediasi yang berjalan,” ujar Dude Harlino dikutip dari Youtube curhatbang Denny Sumargo, Selasa, (23/12/2025).
Selain isu rumah tangga, Dude Harlino juga disorot terkait Dana Syariah Indonesia (DSI). Ia menegaskan bahwa keterlibatannya hanya sebatas Brand Ambassador.
Dude menyampaikan bahwa dirinya tidak terlibat dalam operasional maupun sistem internal perusahaan. Ia menyebut keputusannya menjadi Brand Ambassador karena DSI berizin resmi dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Yang saya sampaikan waktu itu, keterlibatan saya hanya sebagai Brand Ambassador,” ucapnya.
Masalah mulai mencuat pada 2025 saat banyak lender mengeluhkan kesulitan menarik dana mereka. Sejak saat itu, Dude Harlino mengaku kebanjiran pesan langsung dari para investor yang meminta bantuan.
Sebagai figur publik, Dude merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan keluhan para lender. Banyak pesan yang ia terima berisi kisah pilu tentang dana pensiun, biaya pengobatan, hingga pendidikan anak yang tertahan.
“Membaca itu hati saya nggak tega, makanya saya bantu menyuarakan,” katanya.
Dude mengungkapkan bahwa total dana yang tertahan kini mencapai Rp1,3 triliun. Dana tersebut berasal dari lebih dari 4.500 lender yang tergabung dalam paguyuban.
Ia juga menyebut sudah ada lima kali mediasi antara pihak Dana Syariah dan perwakilan lender. Namun hingga kini, penyelesaian konkret masih dipertanyakan.
“Yang dipertanyakan itu kejelasan penyelesaiannya seperti apa,” tambah Dude.
Dalam pertemuan tersebut, Dana Syariah sempat mentransfer Rp3,5 miliar kepada para lender. Jumlah itu dinilai sangat kecil karena hanya setara 0,2 persen dari total dana yang tertahan.
Banyak lender menilai langkah tersebut bukan solusi jangka panjang. Mereka menuntut transparansi data borrower, aset, dan agunan yang dijanjikan sejak awal.
Dude Harlino juga mengaku kecewa dengan sistem pengawasan yang dinilai tidak memberi peringatan dini. Ia mempertanyakan bagaimana platform yang diawasi OJK bisa mengalami masalah besar secara serentak.
“Pengawasan yang berjalan selama ini ternyata juga bermasalah,” tuturnya.
Ia menegaskan akan terus menyuarakan aspirasi para lender semampu yang ia bisa. Dude berharap ada perhatian serius dari regulator dan pemangku kepentingan agar hak masyarakat dapat dikembalikan.
“Saya akan terus menyuarakan ini,” tutup Dude Harlino. (*)
Artikel Asli


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5454057/original/095611100_1766547964-Pramono_Anung_Luncurkan_JakTirta.jpeg)

