Denpasar (ANTARA) - Pemprov Bali memulai pembangunan Sekolah Rakyat dengan melakukan peletakan batu pertama di Kabupaten Karangasem.
Gubernur Bali Wayan Koster dalam keterangan di Denpasar, Rabu, mengatakan, sesuai arahan pemerintah pusat Pemprov Bali sudah menyiapkan lahan 5,6 hektare untuk pembangunan Sekolah Rakyat.
Bangunan Sekolah Rakyat di Karangasem akan meliputi pendidikan SD, SMP, dan SMA, di mana siswa yang direkrut bukan dari masyarakat umum, tetapi masyarakat dalam kategori miskin dan miskin ekstrem.
“Itulah sebabnya tempat ini menjadi tempat yang sangat cocok, karena Karangasem dan Buleleng masih dalam kategori miskin, nantinya sekolah ini bisa merekrut siswa di Karangasem sampai Buleleng timur,” kata dia.
Baca juga: Pelajar Sekolah Rakyat adu kreativitas melalui Senandung Anak Bangsa
“Jadi ini akan memiliki manfaat yang sangat penting untuk pendidikan kita di Bali karena pendidikan yang diselenggarakan dengan pola secara khusus yaitu ber-asrama, sehingga semua siswa dan guru ada di sekolah ini, layanan pendidikan ini sangat berbeda dengan pendidikan lainnya," sambung Gubernur Koster.
Ia menjelaskan bahwa sekolah rakyat ini merupakan program yang dibuat Presiden Prabowo Subianto untuk kepentingan masyarakat, sehingga untuk menyukseskan program ini Koster memastikan akan memimpin langsung pembangunannya.
“Saya akan pimpin langsung pembangunan ini, termasuk penyiapan guru hingga kurikulumnya. Kepada pelaksana proyek agar bekerja dengan terukur, tepat waktu, kemudian pastikan pembangunan ini tuntas terlaksana sampai akhir Juni 2026 lengkap dengan furnitur dan siap beroperasi,” ujarnya.
Pembangunan Sekolah Rakyat di Karangasem sendiri terlebih dahulu diawali dengan penandatanganan kontrak paket pembangunan beserta manajemen konstruksinya, yang digelar di Denpasar pada Jumat (19/12) lalu.
Baca juga: Ombudsman Kepri nilai konsep asrama Sekolah Rakyat SD perlu dievaluasi
“Kontrak yang ditandatangani tidak hanya mencakup pekerjaan fisik pembangunan sekolah, tetapi juga manajemen konstruksi untuk memastikan pelaksanaan proyek berjalan terstruktur, transparan, bermutu tinggi, tepat waktu, dan akuntabel,” kata orang nomor satu di Pemprov Bali itu.
Proyek Sekolah Rakyat Karangasem ini memiliki nilai kontrak pembangunan fisik sebesar Rp255,5 miliar, serta kontrak jasa manajemen konstruksi lebih dari Rp3 miliar, dengan pembangunan mencakup fasilitas asrama putra dan putri, rumah susun guru, area bangunan MEP dan TPS, gedung serbaguna, lapangan basket, dan lapangan upacara.
Gubernur Bali meminta setelah rampung sekolah berasrama ini disinergikan dengan SMKN Kubu, Karangasem.
"Ke depan agar bisa bersinergi dengan SMKN Kubu, kerja sama yang baik dan bergotong royong, agar keseluruhan aset ini bisa dikelola dengan baik dan berkualitas," kata dia.
Baca juga: Kebijakan tanpa ponsel picu prestasi belajar siswa di SRMA 15 Magelang
Baca juga: Mensos apresiasi Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo berjalan baik
Gubernur Bali Wayan Koster dalam keterangan di Denpasar, Rabu, mengatakan, sesuai arahan pemerintah pusat Pemprov Bali sudah menyiapkan lahan 5,6 hektare untuk pembangunan Sekolah Rakyat.
Bangunan Sekolah Rakyat di Karangasem akan meliputi pendidikan SD, SMP, dan SMA, di mana siswa yang direkrut bukan dari masyarakat umum, tetapi masyarakat dalam kategori miskin dan miskin ekstrem.
“Itulah sebabnya tempat ini menjadi tempat yang sangat cocok, karena Karangasem dan Buleleng masih dalam kategori miskin, nantinya sekolah ini bisa merekrut siswa di Karangasem sampai Buleleng timur,” kata dia.
Baca juga: Pelajar Sekolah Rakyat adu kreativitas melalui Senandung Anak Bangsa
“Jadi ini akan memiliki manfaat yang sangat penting untuk pendidikan kita di Bali karena pendidikan yang diselenggarakan dengan pola secara khusus yaitu ber-asrama, sehingga semua siswa dan guru ada di sekolah ini, layanan pendidikan ini sangat berbeda dengan pendidikan lainnya," sambung Gubernur Koster.
Ia menjelaskan bahwa sekolah rakyat ini merupakan program yang dibuat Presiden Prabowo Subianto untuk kepentingan masyarakat, sehingga untuk menyukseskan program ini Koster memastikan akan memimpin langsung pembangunannya.
“Saya akan pimpin langsung pembangunan ini, termasuk penyiapan guru hingga kurikulumnya. Kepada pelaksana proyek agar bekerja dengan terukur, tepat waktu, kemudian pastikan pembangunan ini tuntas terlaksana sampai akhir Juni 2026 lengkap dengan furnitur dan siap beroperasi,” ujarnya.
Pembangunan Sekolah Rakyat di Karangasem sendiri terlebih dahulu diawali dengan penandatanganan kontrak paket pembangunan beserta manajemen konstruksinya, yang digelar di Denpasar pada Jumat (19/12) lalu.
Baca juga: Ombudsman Kepri nilai konsep asrama Sekolah Rakyat SD perlu dievaluasi
“Kontrak yang ditandatangani tidak hanya mencakup pekerjaan fisik pembangunan sekolah, tetapi juga manajemen konstruksi untuk memastikan pelaksanaan proyek berjalan terstruktur, transparan, bermutu tinggi, tepat waktu, dan akuntabel,” kata orang nomor satu di Pemprov Bali itu.
Proyek Sekolah Rakyat Karangasem ini memiliki nilai kontrak pembangunan fisik sebesar Rp255,5 miliar, serta kontrak jasa manajemen konstruksi lebih dari Rp3 miliar, dengan pembangunan mencakup fasilitas asrama putra dan putri, rumah susun guru, area bangunan MEP dan TPS, gedung serbaguna, lapangan basket, dan lapangan upacara.
Gubernur Bali meminta setelah rampung sekolah berasrama ini disinergikan dengan SMKN Kubu, Karangasem.
"Ke depan agar bisa bersinergi dengan SMKN Kubu, kerja sama yang baik dan bergotong royong, agar keseluruhan aset ini bisa dikelola dengan baik dan berkualitas," kata dia.
Baca juga: Kebijakan tanpa ponsel picu prestasi belajar siswa di SRMA 15 Magelang
Baca juga: Mensos apresiasi Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo berjalan baik


