EtIndonesia. Ada seorang anak kecil yang diminta ayahnya untuk belajar bahasa Latin.Sebulan berlalu, anak itu merasa pelajaran tersebut sangat membosankan. Kepalanya terasa pusing dan dia sama sekali tidak menikmati proses belajar.
Akhirnya, dia tak tahan lagi dan berkata kepada ayahnya: “Aku benar-benar tidak suka bahasa Latin. Bolehkah aku mengganti dengan melakukan hal lain?”
“Boleh saja,” jawab sang ayah dengan ringan. “Kebetulan ladang kita sedang membutuhkan saluran irigasi. Pergilah ke sana dan bantulah menggali parit air.”
Maka anak itu pun benar-benar pergi ke ladang ayahnya untuk menggali parit. Namun, tangan yang terbiasa memegang pena jelas tidak terbiasa memegang cangkul. Pada malam pertama, seluruh tubuhnya terasa pegal dan nyeri, kelelahan luar biasa. Dia sangat menyesal, tetapi harga diri membuatnya enggan menyerah begitu saja. Dia pun menguatkan diri dan bertahan satu hari lagi.
Menjelang sore hari kedua, anak itu sudah begitu lelah hingga tubuhnya membungkuk.
Akhirnya, dia harus mengakui dengan jujur : “Kelelahan telah menelan habis seluruh kesombonganku.”
Keesokan paginya, di hari ketiga, anak itu kembali ke ruang kelas. Namun kali ini dengan sikap yang sama sekali berbeda. Dia belajar dengan jauh lebih serius, tekun, dan penuh kesungguhan.
Kelak, anak itu tumbuh dewasa dan dipercaya menjabat sebagai wakil presiden pertama Amerika Serikat. Setelah itu, dia menggantikan George Washington sebagai presiden kedua Amerika Serikat. Dia adalah John Adams.
Kita harus mengakui bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan; ada hal yang bisa dilakukan, dan ada pula yang tidak mampu dilakukan. Jika seseorang selalu merasa dirinya bisa melakukan segalanya, sebenarnya itu adalah bentuk ketidaktahuan akan kemampuan diri sendiri. Akibatnya, justru tidak ada satu pun yang dapat dikerjakan dengan baik.
Saat ini, para pelajar masih berada dalam tahap belajar dan mengenali diri. Apa yang kelak menjadi keahlian utama belum tentu sudah jelas. Karena itu, mencoba berbagai hal memang bukan sesuatu yang salah. Namun, mencoba pun harus disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan diri, bukan semata-mata berdasarkan suka atau tidak suka. Jika tidak, besar kemungkinan waktu dan tenaga akan terbuang sia-sia.(jhn/yn)





