Ketum PP Pelti, Nurdin Halid, berharap Janice Tjen bisa menembus ranking 30 dunia. Sebab, hanya atlet ranking 30 besar yang bisa berpartisipasi di nomor tunggal cabor tenis Olimpiade 2028 Los Angeles.
Petenis Indonesia terakhir yang tampil di Olimpiade adalah Angelique Widjaja dan Wynne Prakusya pada 2004 di Athena, Yunani. Setelah itu, belum ada lagi petenis Indonesia yang main di Olimpiade.
"Jadi ini adalah merupakan suatu indikasi bahwa pemain kita bisa berprestasi di tingkat dunia. Contoh, Janice itu tahun lalu sampai Januari rank-nya masih 400 dunia. Hari ini alhamdulillah sudah rank-nya 53 dunia. Suatu lonjakan prestasi yang luar biasa," kata Nurdin kepada awak media di Jakarta, Selasa (23/12).
"Tadi saya sudah bicara dari hati ke hati, baik dengan Dila [Aldila Sutjiadi], dengan Janice, maupun dengan Christopher [Rungkat]. Untuk terus mereka mengasah diri, mengikuti memperbanyak pertandingan di luar sehingga peringkatnya bisa naik."
"Saya menargetkan Janice untuk 30 dunia di 2026. Sehingga 2027 Asian Games, insyaallah Indonesia bisa ikut dan bersasar yang paling penting olimpiade 2028 bisa ikut Olimpiade. Rank-nya 1 sampai rank-nya 30 untuk tunggal itu sudah masuk untuk bisa otomatis lolos menjadi pemain Olimpiade," tambahnya.
Terdekat, Janice Tjen dan Aldila Sutjiadi akan menatap turnamen Australian Open pada Januari-Februari 2026. Mereka mendapatkan dukungan penuh dari PP Pelti selaku federasi tenis di Indonesia.
"Khusus untuk Janice dan Dila, insyaallah tanggal 18 Januari sudah bertanding di Australian Open. Dan, saya akan ikut mengawal, saya ikut memberikan support untuk itu," kata Nurdin.
"Semua fasilitas, khususnya transportasi, akomodasi, kami tanggung. Pelti yang menanggung itu. Tentu kami mengharapkan nanti negara ikut hadir untuk itu," lanjutnya.





