Setelah sukses memukau penonton di Soundrenaline 2025, Sillas tidak berpuas diri. Band indie pop asal Cirebon itu menyusun rencana besar tahun depan, mulai dari perilisan EP (mini album) baru hingga manggung di Brunei Darusallam.
Dalam EP mendatang, band beranggota Obeth (gitar), Athar (bass), Delvi (vokal), Rully (vokal dan sequencer), serta Dani (drum) itu akan bereksperimen dengan bahasa dan aransemen musik.
Karakter bahasa Arab tetap dipertahankan, tetapi mereka membuka diri menggunakan bahasa lain guna memperluas jangkauan pendengar.
"Justru di album EP kami ada satu bahasa Inggris kalau enggak salah, sisanya bahasa Arab. Untuk album berikutnya kemungkinan agak indie pop dengan nuansa, karena kemarin kami sempat tur ke Jepang gitu, ada Asian sound gitu ya," jelas Obeth.
Pengalaman tur ke Jepang beberapa memberikan dampak signifikan dalam cara Sillas meramu musik. Mereka ingin menyuntikkan nuansa musik Asia yang lebih kental namun tetap indie pop yang menjadi identitas mereka selama ini.
Mimpi Besar Band Sillas Manggung di BruneiSelain karya baru, Sillas juga memiliki impian besar tampil di Brunei Darussalam. Bagi Obeth, Brunei adalah tantangan yang menarik karena standar musisi di sana cukup tinggi.
"Kalau aku sendiri pengin banget main di Brunei karena Brunei salah satu negara yang sulit ya. Bagaimana negara muslim gitu negara kaya sulit untuk banyak musisi yang tidak semua musisi bisa masuk bermain di Brunei," ungkap Obeth.
Dengan identitas mereka yang kerap menggunakan bahasa Arab dan mengedepankan nilai budaya, Sillas melihat Brunei panggung yang tepat untuk memperkenalkan musik mereka.
"Itu pilihan tepat sih, kayaknya Brunei juga dekat dan penasaran di sana," sambung Rully.
Sillas menyadari tidak semua orang paham dengan makna lirik yang mereka bawakan. Namun, mereka tetap memprioritaskan kualitas musik yang bisa dinikmati secara universal.
"Interpretasi yang mendengarkan semoga sih punya interpretasi sendiri gitu. Dari apa yang kami bentuk lirik-liriknya itu cukup filosofis juga. Jadi kami enggak khawatir sebenarnya," tutur Obeth.
Rully pun mengakui bahwa bahasa Arab yang dibawakan Sillas dalam karya memiliki keajaiban dalam proses kreatif mereka.
"Uniknya bahasa Arab ternyata mudah diingat gitu, enggak tahu kenapa, oh ternyata mudah diingat gitu dari beberapa lagu justru lagu bahasa Arab yang paling diingat," pungkas Rully.
Sillas kini siap terbang lebih tinggi. Dari Cirebon menuju panggung dunia, membawa pesan toleransi dalam balutan melodi yang menyejukkan.




