Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari menegaskan inisiatif pembentukan SEA Plus bukan sekadar perluasan peserta, melainkan upaya strategis untuk mengubah wajah multi event regional agar lebih relevan dengan jalur prestasi Olimpiade.
SEA Plus atau Southeast Asia Plus akan melibatkan negara di luar 11 anggota ASEAN, termasuk dari Asia Tengah dan kawasan Oceania.
“Kalau biasanya SEA Games itu cuma 11 negara, lewat SEA Plus kita ukur prestasi dengan lebih banyak negara. Ini jadi ukuran baru dan lebih menantang,” kata Okto ketika ditemui oleh wartawan termasuk tvrinews.com di Jakarta, Rabu, 24 Desember 2025.
Menurutnya, salah satu persoalan utama SEA Games selama ini adalah kecenderungan tuan rumah memasukkan banyak cabang non-olimpik demi mengejar status juara umum. Dampaknya, fokus pembinaan cabang Olimpiade justru tergerus.
“Kita semua tahu, hampir semua tuan rumah ingin juara umum. Akibatnya cabang-cabang lokal diperbanyak. Bahkan kita pernah kehilangan sampai 41 cabang olahraga. Ini tidak sehat untuk pembinaan jangka panjang,” ujar Okto.
Lewat SEA Plus, Indonesia mendorong perubahan paradigma. Multi event regional yang menelan anggaran besar dinilai harus memprioritaskan cabang Olimpiade agar benar-benar menjadi jalur pembibitan atlet menuju Asian Games dan Olimpiade.
“Multi event kecil seperti regional ini seharusnya melahirkan atlet Asia Tenggara yang qualified ke Olimpiade, bahkan bisa mendominasi Asian Games. Itu hanya bisa terjadi kalau cabang Olimpiade diperbanyak,” tutur Okto.
Ia menambahkan cabang non-olimpik bukan dihapus sepenuhnya, tetapi perlu dihitung ulang proporsinya. Fokus utama diarahkan pada nomor-nomor Olimpiade yang punya kontribusi langsung terhadap prestasi global.
SEA Plus sendiri bersifat terbuka. Selain negara Asia Tenggara, negara dari Asia Tengah, Asia Selatan, hingga Oceania dapat diundang. Australia, Selandia Baru, Fiji, hingga negara lain di kawasan tersebut berpeluang ikut serta.
“Ini bukan soal ASEAN atau tidak. SEA Plus itu terbuka, tergantung siapa yang diundang. Bisa dari Asia, bisa dari Oceania,” ucap Okto.
Okto menilai keterlibatan negara dengan level kompetisi lebih tinggi akan meningkatkan kualitas pertandingan sekaligus mempercepat adaptasi atlet muda Indonesia ke level internasional.
“Target akhirnya bukan cuma menang di regional. Tapi menyiapkan atlet elit dan atlet muda agar naik level ke Asian Games dan Olimpiade,” kata Okto.
Bagi NOC Indonesia, SEA Plus diposisikan sebagai laboratorium pembinaan sekaligus alat ukur baru. Bukan lagi soal klasemen akhir, melainkan seberapa jauh multi event regional mampu menghasilkan atlet yang benar-benar siap bersaing di panggung dunia.
Editor: Redaksi TVRINews

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5453898/original/032871800_1766538714-divaldo.jpg)



