Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur belum menerbitkan surat peringatan (SP) 1 kepada warga yang tinggal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas.
Lurah Cipinang Besar Selatan Dicky Wijaya Sumantri mengatakan, hingga kini pihaknya masih mengedepankan pendekatan persuasif agar seluruh warga bersedia direlokasi.
"Saya juga masih persuasif, saya masih mendatangi warga, agar mau pindah. Karena kebutuhan makam mendesak," kata Dicky saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Dicky memastikan, warga yang direlokasi akan ditempatkan di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang telah disiapkan dengan sejumlah fasilitas penunjang.
"Pemerintah Provinsi juga memfasilitasi untuk tidak tinggalnya di kuburan, untuk tinggalnya di rusun, lebih manusiawi. Karena kan rusun emang buat tempat tinggal, kalau kuburan kan bukan buat tempat orang hidup yang tinggal situ," paparnya.
Baca juga: Relokasi permukiman warga dari TPU Kebon Nanas dilakukan bertahap
Sejauh ini, lanjut dia, sudah ada tiga kepala keluarga (KK) dengan total sekitar 15 jiwa yang menyatakan bersedia direlokasi ke rusunawa.
"Untuk saat ini tiga KK dengan sekitar 15 jiwa. Tapi ini masih bisa bertambah sih, datanya bergerak. Semoga bisa semuanya," harap Dicky.
Relokasi tersebut dilakukan untuk mengembalikan fungsi TPU Kebon Nanas sebagai lahan pemakaman. Saat ini, ketersediaan petak makam di TPU tersebut sudah sangat terbatas.
Dia juga membantah anggapan bahwa relokasi dilakukan secara semena-mena oleh pemerintah. "Bahwa memang ini bukannya programnya semena-mena, tidak. Cuman memang ada kebutuhan makam, petak makam kita yang udah sangat mendesak," kata dia.
Sebelumnya, Pemkot Jaktim menegaskan proses relokasi warga yang menempati lahan aset pemerintah di sekitar TPU Kebon Nanas akan dilakukan secara humanis dan bertahap.
"Kita melakukan sosialisasi kepada warga di TPU Kebon Nanas tidak serta-merta mengusir mereka. Kita mendekatkan dengan cara-cara kemanusiaan," kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin di Kantor Walikota Jakarta Timur, Jumat (28/11).
Baca juga: Pemkot sebut penertiban rumah di TPU Kebon Nanas tunggu kesiapan rusun
Penataan lahan dilakukan untuk mengembalikan fungsi area tersebut sebagai fasilitas pemakaman, mengingat kebutuhan petak makam di Jakarta semakin mendesak.
Menurut Munjirin, sebelum melakukan penertiban, pemerintah terlebih dahulu mengutamakan sosialisasi dan dialog agar warga memahami alasan penataan lahan tersebut.
"Warga diberi penjelasan soal status lahan dan kebutuhan publik," ujar Munjirin.
Berdasarkan keterangan warga Kebon Nanas, Pemkot Jakarta Timur telah menyiapkan dua rumah susun sederhana sewa (susunawa) sebagai lokasi relokasi, yakni Pulo Jahe dan Rawa Bebek.
Penertiban permukiman warga itu dilakukan mengingat 69 TPU yang merupakan aset Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta sudah penuh, atau hanya melayani pemakaman dengan metode tumpang.
Baca juga: Ini kata Forum Warga Kota terkait relokasi warga TPU Kebon Nanas
Berdasarkan data awal, tercatat 280 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 517 jiwa yang mendirikan bangunan pada lahan TPU Kebon Nanas dan TPU Kober Rawa Bunga.
Lurah Cipinang Besar Selatan Dicky Wijaya Sumantri mengatakan, hingga kini pihaknya masih mengedepankan pendekatan persuasif agar seluruh warga bersedia direlokasi.
"Saya juga masih persuasif, saya masih mendatangi warga, agar mau pindah. Karena kebutuhan makam mendesak," kata Dicky saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Dicky memastikan, warga yang direlokasi akan ditempatkan di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang telah disiapkan dengan sejumlah fasilitas penunjang.
"Pemerintah Provinsi juga memfasilitasi untuk tidak tinggalnya di kuburan, untuk tinggalnya di rusun, lebih manusiawi. Karena kan rusun emang buat tempat tinggal, kalau kuburan kan bukan buat tempat orang hidup yang tinggal situ," paparnya.
Baca juga: Relokasi permukiman warga dari TPU Kebon Nanas dilakukan bertahap
Sejauh ini, lanjut dia, sudah ada tiga kepala keluarga (KK) dengan total sekitar 15 jiwa yang menyatakan bersedia direlokasi ke rusunawa.
"Untuk saat ini tiga KK dengan sekitar 15 jiwa. Tapi ini masih bisa bertambah sih, datanya bergerak. Semoga bisa semuanya," harap Dicky.
Relokasi tersebut dilakukan untuk mengembalikan fungsi TPU Kebon Nanas sebagai lahan pemakaman. Saat ini, ketersediaan petak makam di TPU tersebut sudah sangat terbatas.
Dia juga membantah anggapan bahwa relokasi dilakukan secara semena-mena oleh pemerintah. "Bahwa memang ini bukannya programnya semena-mena, tidak. Cuman memang ada kebutuhan makam, petak makam kita yang udah sangat mendesak," kata dia.
Sebelumnya, Pemkot Jaktim menegaskan proses relokasi warga yang menempati lahan aset pemerintah di sekitar TPU Kebon Nanas akan dilakukan secara humanis dan bertahap.
"Kita melakukan sosialisasi kepada warga di TPU Kebon Nanas tidak serta-merta mengusir mereka. Kita mendekatkan dengan cara-cara kemanusiaan," kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin di Kantor Walikota Jakarta Timur, Jumat (28/11).
Baca juga: Pemkot sebut penertiban rumah di TPU Kebon Nanas tunggu kesiapan rusun
Penataan lahan dilakukan untuk mengembalikan fungsi area tersebut sebagai fasilitas pemakaman, mengingat kebutuhan petak makam di Jakarta semakin mendesak.
Menurut Munjirin, sebelum melakukan penertiban, pemerintah terlebih dahulu mengutamakan sosialisasi dan dialog agar warga memahami alasan penataan lahan tersebut.
"Warga diberi penjelasan soal status lahan dan kebutuhan publik," ujar Munjirin.
Berdasarkan keterangan warga Kebon Nanas, Pemkot Jakarta Timur telah menyiapkan dua rumah susun sederhana sewa (susunawa) sebagai lokasi relokasi, yakni Pulo Jahe dan Rawa Bebek.
Penertiban permukiman warga itu dilakukan mengingat 69 TPU yang merupakan aset Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta sudah penuh, atau hanya melayani pemakaman dengan metode tumpang.
Baca juga: Ini kata Forum Warga Kota terkait relokasi warga TPU Kebon Nanas
Berdasarkan data awal, tercatat 280 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 517 jiwa yang mendirikan bangunan pada lahan TPU Kebon Nanas dan TPU Kober Rawa Bunga.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5454057/original/095611100_1766547964-Pramono_Anung_Luncurkan_JakTirta.jpeg)
