Bisnis.com, SURABAYA – Perayaan Hari Raya Natal biasanya identik dengan kehadiran pohon Natal yang berbahan dasar ataupun menyerupai pohon cemara. Namun, hal berbeda terlihat di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria.
Gereja yang terletak di Jalan Kepanjen, Kecamatan Krembangan, Surabaya tersebut mendirikan pohon Natal setinggi 12 meter yang tersusun dari ratusan galon serta botol plastik bekas.
Pohon Natal unik dengan tampilan yang transparan tersebut pun tampak berdiri menjulang langit di halaman gereja. Tak heran, kehadirannya pun menarik perhatian dan antusiasme umat maupun warga sekitar yang melintas.
Di bawahnya, tersusun berbagai kotak kado aneka warna. Sementara di berbagai sisinya tertempel kertas doa dan harapan, yang ditulis oleh umat dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.
Veronica Diy, pengurus sekretariat Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria menjelaskan bahwa pohon Natal dengan ukuran diameter tiga meter ini awalnya direncanakan lebih tinggi dari ukuran sekarang.
"Proses pembuatannya dimulai sejak sepekan lalu menggunakan lebih dari 100 galon dan ratusan botol plastik berbagai ukuran," ujar Veronica, Rabu (24/12/2025).
Baca Juga
- Duka Bencana, Gereja Tertua di Banda Aceh Rayakan Natal Secara Sederhana
- Unik, Ini 5 Negara dengan Tradisi Khas dalam Merayakan Natal
- Rayakan Natal dan Tahun Baru, Ini Promo Hotel di Surabaya
Kemegahan pohon Natal ini juga semakin terpancar pada malam hari berkat riasan lampu biru yang membuatnya tampak bercahaya dan menambahkan kesan yang elegan.
Di balik kemegahannya, Veronica menjelaskan bahwa pohon Natal ini membawa misi lingkungan yang nyata, yakni ajaran dari mendiang Paus Fransiskus mengenai Laudato Si atau merawat bumi.
"Setelah ini, memang kami ingin sumbangkan ke pemulung. Kami ingin membuat supaya lebih bermanfaat dan mengurangi sampah plastik," ungkap Veronica.
Ide ini muncul dari obrolan santai panitia yang kemudian mendapat dukungan penuh dari rohaniwan paroki untuk mulai mengumpulkan botol bekas.
Selain menjadi simbol kepedulian lingkungan, dirinya juga menuturkan, pohon Natal tersebut juga menjadi ruang partisipasi bagi umat untuk menempelkan doa dan harapan mereka dari bagian bawah hingga atas, sesuai dengan jangkauan fisik masing-masing.
"Jadi Natal itu bukan hura-hura. Bukan istilahnya pesta pora," tegasnya.
Veronica pun menegaskan bahwa pemilihan bahan dari sampah plastik adalah simbol kesederhanaan. Harapannya, seluruh umat Kristiani di seluruh dunia dapat bersukacita sekaligus menghayati peristiwa kelahiran Yesus Kristus dalam kesahajaan yang bermakna, bukan dengan pesta pora yang berlebihan.
"Kita ingin seluruh umat, terutama umat Kristiani itu betul-betul memaknai Natal itu sebagai hal yang apa sederhana tapi bermakna," pungkasnya.




