UNIVERSITAS Mercu Buana (UMB) sukses menyelenggarakan prosesi Wisuda Diploma LIX, Sarjana LXIII, Magister L, Profesi I, dan Doktor X Tahun Akademik 2025/2026. Bertempat di ICE BSD, Selasa (23/12), acara yang berlangsung dalam tiga sesi ini mengusung tema besar “Pendidikan Berdampak untuk Masa Depan Berintegritas, Inovatif, dan Harmoni.”
Rektor Universitas Mercu Buana, Prof. Dr. Andi Adriansyah, M.Eng., dalam pidatonya, menekankan bahwa momentum wisuda ini bukan sekadar seremoni akademik. Ia kembali menggaungkan filosofi pendidikan almarhum H. Probosutedjo, pendiri UMB, sebagai fondasi utama dalam mencetak lulusan yang tangguh.
“Universitas Mercu Buana lahir bukan dari kemewahan fasilitas, tetapi dari kegelisahan pendirinya terhadap arah pendidikan bangsa yang terlalu menekankan hafalan. Bapak Probosutedjo mengingatkan bahwa pendidikan harus melahirkan pemikir, bukan sekadar peniru,” ujar Andi di hadapan para wisudawan.
Filosofi Penempaan dan Kemerdekaan BerpikirProf. Andi menjelaskan bahwa Probosutedjo menganalogikan pendidikan layaknya penempaan baja. Kekuatan baja tidak muncul saat ia disimpan rapi, melainkan saat ia terus-menerus ditempa dengan panas dan tekanan tinggi.
Filosofi tersebut menuntut lulusan UMB untuk tidak hanya lihai dalam teori, tetapi juga kokoh saat menghadapi tantangan nyata di masyarakat.
Visi tersebut juga selaras dengan ajaran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan yang memerdekakan. Menurut Andi, hasil akhir dari proses penempaan di UMB adalah manusia yang merdeka dari ketakutan untuk berpikir berbeda, tidak sekadar ikut arus, dan memiliki empati sosial yang tinggi.
“Jika pendidikan adalah penempaan, maka hasilnya harus manusia yang merdeka dan berdaya. Inilah fondasi yang kami pegang dalam mengelola Universitas Mercu Buana,” tegasnya.
Relevansi di Era Kecerdasan BuatanDi tengah gempuran disrupsi digital dan kecerdasan buatan (AI), UMB menerjemahkan filosofi penempaan tersebut ke dalam tiga nilai inti: Integritas, Inovasi, dan Harmoni.
Integritas menjadi rem moral agar kecerdasan tidak menyesatkan, sementara inovasi dan harmoni menjadi modal penting untuk berkolaborasi di dunia kerja yang penuh ketidakpastian.
Prosesi wisuda tahun ini ditutup dengan meriah melalui penampilan grup band Nidji, memberikan kesan mendalam bagi ribuan wisudawan yang kini bersiap menjadi baja di kehidupan nyata. (Z-1)




/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2025%2F12%2F08%2F8be1798d-707e-46a6-b9a0-cd8d1be9c955.jpg)