EtIndonesia. Pertemuan khusus para menteri luar negeri ASEAN digelar di Kuala Lumpur pada Senin (22 Desember). Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, mendesak negara-negara anggota ASEAN untuk bekerja sama membantu mengakhiri konflik antara Kamboja dan Thailand. Ini juga menjadi kontak tatap muka pertama antara kedua pihak sejak pecahnya konflik terbaru. Pada hari yang sama, pertempuran di lapangan masih terus berlanjut. Kamboja mengklaim seorang warga negara Tiongkok terluka, namun tidak ada rincian lebih lanjut yang diungkapkan.
Pada pertemuan khusus ASEAN tersebut, Menlu Malaysia Mohamad Hasan mendesak kedua pihak yang bertikai untuk kembali melaksanakan perjanjian gencatan senjata yang sebelumnya dicapai dengan mediasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Sebagai ketua, kami mendesak kedua pihak untuk melaksanakan secara penuh dan efektif perjanjian-perjanjian serta kesepakatan damai tersebut,” kata Hassan.
Pada hari yang sama, menteri luar negeri Thailand dan Kamboja juga menghadiri pertemuan itu, menandai pertemuan langsung pertama mereka sejak konflik terbaru pecah.
Menurut data resmi terbaru, sejak bentrokan kembali terjadi pada 7 Desember, konflik tersebut telah menewaskan sedikitnya 43 orang, terdiri dari 23 orang di Thailand dan 20 orang di Kamboja. Selain itu, lebih dari 900.000 warga di wilayah perbatasan kedua negara terpaksa mengungsi.
Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow menyatakan bahwa Thailand akan mengadakan pembicaraan dengan Kamboja pada Rabu (24 Desember).
Ia mengungkapkan bahwa melalui berbagai saluran, Thailand mendengar klaim dari pihak Kamboja bahwa mereka bersedia melakukan gencatan senjata tanpa syarat, namun klaim tersebut tidak pernah disampaikan langsung kepada Thailand.
“Mereka mendatangi Tiongkok, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan banyak negara lainnya, menanyakan mengapa Thailand tidak menerima. Padahal kami tidak pernah menerima usulan apa pun, dan tidak pernah menerima proposal yang disampaikan langsung kepada kami,” ujar Sihasak Phuangketkeow.
Thailand telah berulang kali mengajukan protes, menuduh Kamboja menanam ranjau darat baru yang menyebabkan prajurit Thailand terluka saat melakukan patroli perbatasan.
Pada 20 Desember, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang menegaskan: “Amerika Serikat terus menyerukan kepada Kamboja dan Thailand untuk menghentikan permusuhan, menarik senjata berat, menghentikan penanaman ranjau darat, serta sepenuhnya melaksanakan Perjanjian Perdamaian Kuala Lumpur, termasuk mempercepat pembersihan ranjau kemanusiaan dan mekanisme penyelesaian masalah perbatasan.” (Hui)
Laporan gabungan oleh reporter New Tang Dynasty, An Qi dan Wang Yanqiao.




