Kawasan Saintek Perguruan Tinggi, Wajah Keunggulan yang  Kawin dengan Potensi Daerah

kompas.id
2 jam lalu
Cover Berita

Keunggulan perguruan tinggi bisa dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas manusia dan pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, perguruan tinggi dapat menjadi motor penggerak lahirnya berbagai inovasi sains dan teknologi secara terpadu melalui pengembangan kawasan sains dan teknologi yang berdampak.

Pada tahun 2016 pembangunan kawasan sains dan teknologi (science and technopark/STP) di perguruan tinggi dengan target 100 STP pada tahun 2030 mulai digencarkan pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mendukung hilirisasi riset di berbagai daerah.

Namun pengembangan kawasan STP membutuhkan komitmen untuk memperkuat infrastruktur dan kelembagaan, sumber daya manusia, inovasi, dan penerapannya. Selain itu, perlu penguatan jejaring dengan industri pengguna, pendanaan, dan regulasi.

Kawasan STP di sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta terus dikembangkan. Bermodal komitmen dan nekad, salah satu perguruan tinggi swasta, Universitas Gunadarma (UG), sejak 2016 secara bertahap menyulap lahan seluas 63 hektar menjadi kawasan UG Technopark.

Keahlian dari 52 program studi antara lain agroteknologi, teknologi informasi dan komunikasi, farmasi, manajemen, pemasaran hingga pariwisata, dimanfaatkan untuk mengembangkan kawasan UG Technopark di Desa Jamali-Mulyasari, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Baca JugaSains yang Hadir di Masyarakat Menjadi Solusi yang Memberdayakan

Pada Rabu (23/12/2024), kawasan UG Technopark menambah fasilitas Smart Greenhouse, diberi nama START. Peresmiannya dilakukan ⁠Direktur Kelembagaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Muhammad Najib; Rektor Universitas Gunadarma ES Margianti; dan Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ledia Hanifah Amaliah.

Fasiltas Smart Greenhouse berfungsi sebagai living laboratory atau laboratoirum hidup untuk mendukung Pusat Unggulan IPTEK Smart and Sustainable Agricultural Technology (START). Greenhouse ini memiliki  panjang 31 meter, lebar 9 meter, dan tinggi 6 meter. Diujicoba tanaman cabai supermedas “margi” yang dikembangkan peneliti Institut Pertanian Bogor dan tomat cherry.

Bangunannya terdiri dari tiga bagian yakni ruang pemantauan, ruang sterilisasi, dan ruang penyimpanan di bagian depan. Lalu, green house untuk budidaya tanaman, termasuk ruang nursery atau pembibitan di bagian tengah, serta plant factory, ruang khusus budidaya tanaman dengan pencahayaan buatan di bagian belakang.

KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Pertanian cerdas atau Smart Greenhouse di kawasan Universitas Gunadarma (UG) Technopark diresmikan di Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/2025) oleh ⁠Direktur Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kemendiktisaintek, Muhammad Najib; Rektor Universitas Gunadarma ES Margianti; dan Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifah Amaliah. Lawasan UG Technopark dikembangkan sesuai kehalian yang dimiliki kampus yang diselarasakan dnegan kebutuhan industri, masyarakat, dan daerah.

Pertanian modern dengan teknologi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di beberapa green house di kawasan ini melahirkan sejumlah inovasi mendukung pertanian warga sekitar yang masih tradisional. Hal ini sekaligus jadi wadah edukasi demi menarik minat anak muda jadi petani, mulai dari budidaya hingga pengolahan hasil.

Menurut Najib, peluncuran Smart Greenhouse menjadi bagian implementasi Program Penguatan Perguruan Tinggi Swasta (PPPTS) skema kemitraan diinisiasi Direktorat Kelembagaan Kemendiktisaintek.

Program ini untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi lewat kolaborasi antarkampus, penguatan sarana riset, serta pemanfaatan teknologi terapan mendukung agenda pembangunan nasional.

Najib menambahkan, keberadaan Smart Greenhouse mencerminkan pendekatan pembelajaran aplikatif dan relevan dengan kebutuhan industri serta masyarakat.

Technopark dan Smart Greenhouse kami dorong menjadi ruang belajar nyata bagi mahasiswa, sekaligus meeting point antara keahlian kampus dan kebutuhan industri. Di sinilah riset, pembelajaran, dan inovasi bertemu dan menghasilkan dampak,” ujarnya.

Sejauh ini baru sekitar 20  PTS yang memiliki technopark atau STP. Padahal keberadaan STP bisa mendorong kampus mengembangkan budaya kewirausahaan berbasis sains dan teknologi kepada sivitas akademika, khususnya mahasiswa.

Di beberapa kampus lain, ada STP yang dikombinasi sebagai bisnis inkubator memfasilitasi mahasiswa berwirausaha bidang sains dan teknologi hingga mandiri. “Kampus didorong mengidentifikasi keunggulan. Pemerintah mendukung dengan menyediakan hibah riset dan penguatan kelembagaan,” ungkapnya.

Najib menilai inisiatif pengembangan UG Technopark sejalan dengan upaya mendorong perguruan tinggi agar berperan sebagai kampus berdampak. Kampus diharapkan berkontribusi nyata bagi pengembangan ekonomi, ketahanan pangan, dan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) di wilayah sekitarnya.

Kampus didorong mengidentifikasi keunggulan. Pemerintah mendukung dengan menyediakan hibah riset dan penguatan kelembagaan.

Sementara Margianti mengutarakan, Universitas Gunadarma mendapat dukungan penuh dari yayasan untuk bertahap mengembangkan UG Technopark jadi area pertanian, peternakan, dan perikanan modern. Kawasan ini terbuka bagi pembelajaran mahasiswa, riset, dan area wisata.

“Kami nekad, tentu dengan dukungan yayasan. Bantuan pemerintah juga lewat hibah-hibah riset kami arahkan ke sini, sehingga pengembangan berkelanjutan agar hilirisasi bisa dilakukan. Insya Allah, kami maju terus,” tuturnya menambahkan.

Smart Greenhouse dirancang sebagai ruang pembelajaran lintas-disiplin yang mengintegrasikan teknologi, pertanian, dan manajemen. Fasilitas ini tidak hanya mendukung kegiatan akademik, tetapi juga menjadi sarana penguatan kompetensi mahasiswa secara praktis.

“Keberadaan Smart Greenhouse menjadi bagian dari upaya kami memaksimalkan potensi yang ada agar dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan terjangkau. Mahasiswa tak hanya belajar teori, tapi juga terlibat langsung dalam proses produksi, pengelolaan, dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ucap Margianti.

Ledia mengapresiasi konsistensi Universitas Gunadarma mengembangkan inovasi berbasis STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika), serta pertanian modern. “Saat banyak perguruan tinggi mulai meninggalkan sektor pertanian, Universitas Gunadarma menghadirkan pendekatan teknologi terintegrasi dari hulu ke hilir,” ujarnya.

”Hal ini penting untuk menunjukkan kepada generasi muda bahwa pertanian dan teknologi dapat berjalan beriringan dan memiliki masa depan yang menjanjikan,” ungkap Ledia.

Permata tersembunyi

Kawasan UG Technopark ibarat hidden gem atau permata tersembunyi yang tak terbayangkan. Di tengah kawasan desa yang sederhana dan kebanyakan dikelilingi sawah, fasilitas-fasilitas di UG Technopark membuktikan pemanfaatan sains dan teknologi memberikan harapan perubahan kesejahteraan dan kemajuan.

Saat menuju ke kawasan UG Technopark seusai menempuh perjalanan lebih dari tiga jam dari arah Jonggol, Kabupaten Bekasi, perbedaan amat mencolok ketika masuk ke kawasan. Kawasan rindang didominasi pohon jati dan berbagai tanaman hias hingga penerangan mengandalkan tenaga surya, kontras dengan kondisi warga yang masih tradisional.

Kawasan UG Tecnopark menghadirkan pertanian cerdas yang bisa jadi rujukan warga dan industri untuk  mengembangkan potensi daerah dalam menghasilkan padi, sayur-mayur, perikanan, ataupun peternakan.

Kehadiran fasilitas Smart Greenhouse yang dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga surya sebagai sumber energi untuk budidaya hortikultura, khususnya sayuran, bisa menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah mengembangkan pertanian yang membawa kesejahteraan warga.

Baca JugaKetahanan Pangan Perlu Menerapkan Sistem Pertanian Cerdas

Berbagai teknologi cerdas diterapkan pada Smart Greenhouse START. Pertama, digital twin untuk memonitor budidaya tanaman mulai dari drip irrigation, parameter lingkungan mikro, dan indikator pertumbuhan tanaman. Kedua, teknologi sortasi buah tanaman dengan menerapkan computer vision menggunakan kamera, sensor, dan konveyor.

Ketiga, robot pertanian, atau agrobot, untuk memetik cabai dan tomat. Keempat, penerapan data sains dan kecerdasan artifisial yang memungkinkan optimasi, simulasi atau prediksi budidaya tanaman dengan dukungan superkomputer yang dimiliki Universitas Gunadarma.

Margianti menjelaskan, Smart Greenhouse START merupakan percontohan atau purwarupa untuk integrasi teknologi on-farm dan off-farm melibatkan berbagai disiplin ilmu di Universitas Gunadarma. Fasilitas ini akan mengakselerasi penguatan kapasitas dan kompetensi SDM serta hilirisasi riset bidang pertanian cerdas berkelanjutan.

“Muara akhirnya adalah Universitas Gunadarma ikut berkontribusi dalam pencapaian pembangunan berkelanjulan melalui modernisasi sektor pertanian sesuai visi kami UG Untuk Indonesia,” kata Margianti.

Kawasan UG Technopark tersebut bersifat holistik integratif untuk menunjang kegiatan pendidikan, pertanian terpadu, pariwisata dan pengembangan teknologi terpadu. Di dalam Gunadarma Technopark dibuat berbagai kluster yang spesifik dan fokus mengembangkan suatu aspek penerapan teknologi terpadu.

Sarana yang ada di antaranya Systematic Garden dan koleksi tanaman langka Indonesia; Taman bunga hias dan cafe dg QR Code (sistem pengenalan tanaman berbasis TIK); Camping zone & Playing ground; Taman dan rumah pohon; Pomology zone atau koleksi buah-buahan; dan Mobil listrik.

Sarana khusus untuk zona pengembangan teknologi mencakup Taman Robotika untuk penananam bibit; zona energi terbarukan, khususnya listrik tenaga surya; smart hidroponik tenaga surya; Smart drip irrigation tenaga surya;  deteksi dan identifikasi ikan; dan jembatan dengan panel cermin atau permukaan reflektif atau Infinity mirror bridge.

 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Menag: Kami Bersyukur, Dulu Kemenag Terlalu Gemuk
• 16 jam lalukompas.com
thumb
Manfaatkan Sumur Gas Jadi Sumber Listrik Darurat di Aceh, Langkah Pertamina Tuai Respons Positif
• 18 jam lalutvonenews.com
thumb
Pitra Romadoni Nilai Pemda Masih Mampu Tangani Bencana Sumatera
• 16 jam laluokezone.com
thumb
Pilu! Nenek 80 Tahun di Surabaya Diusir Ormas, Rumah Dibongkar hingga Rata Tanah
• 1 jam lalurctiplus.com
thumb
Paus Leo XIV Serukan Gencatan Senjata Global Saat Natal
• 10 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.