JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arif Satria, mendorong pesawat N219 menjadi salah satu solusi konektivitas wilayah terpencil. Itu lantaran pesawat tersebut memiliki beberapa keunggulan untuk menjadi transportasi di wilayah terpencil.
Arif mengungkapkan ini saat kunjungan kerja ke fasilitas produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, Rabu (24/12/2025). Dalam kunjungan tersebut, Arif menekankan pentingnya integrasi riset yang tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi mampu menjawab kebutuhan nyata industri (industry-led research).
“Kita harus memastikan setiap riset di bidang kedirgantaraan memiliki dampak ekonomi dan nilai tambah nyata bagi industri nasional,” ujar Arif.
Menurut Arif, PTDI merupakan pusat gravitasi inovasi teknologi tinggi di Indonesia. Karena itu, BRIN akan mendukung penuh melalui skema pendanaan riset, penggunaan fasilitas laboratorium bersama, hingga penguatan sumber daya manusia (SDM) periset.
Pesawat N219Arif meninjau meninjau perkembangan pesawat N219 Nurtanio, hasil kolaborasi antara BRIN dan PTDI. Pesawat bermesin ganda ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan transportasi di wilayah terpencil di Indonesia.
Arif menyebutkan, N219 memiliki keunggulan kompetitif yang sulit ditandingi di kelasnya, terutama kemampuan Short Take-Off and Landing (STOL).
"N219 mampu beroperasi di landasan pacu yang pendek, kurang dari 800 meter, bahkan yang tidak beraspal sekalipun. Ini solusi kunci untuk wilayah seperti pegunungan Papua atau daerah 3T lainnya," tuturnya.
Selain itu, pesawat ini memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dengan kapasitas 19 penumpang. Berkat sistem quick change, konfigurasi kabin dapat diubah dengan cepat untuk misi angkut kargo, evakuasi medis (medevac), hingga patroli maritim.
Saat ini, BRIN dan PTDI juga tengah mematangkan pengembangan varian N219 Amfibi yang mampu lepas landas dan mendarat di permukaan air, guna mendukung pariwisata bahari dan logistik kepulauan.
Di sisi lain, Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menyambut baik dukungan dari BRIN. Ia menyatakan kolaborasi ini sangat penting untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk-produk dirgantara Indonesia.
"Dengan dukungan riset dari BRIN, kami optimistis dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global kedirgantaraan," kata Gita.
Original Article




