Jakarta, IDN Times - Rwanda, pada Senin (22/12/2025), resmi menutup 10 ribu gereja Evangelikal di negaranya. Penutupan ini disebabkan karena ribuan gereja tidak mengikuti aturan tempat ibadah yang ditetapkan pada 2018.
“Jika semuanya terserah pada saya, maka saya tidak akan membuka kembali satu pun gereja Evangelikal di Rwanda,” tutur Presiden Rwanda, Paul Kagame, dikutip dari News Central Africa.
Sementara itu, berdasarkan sensus pada 2024, mayoritas warga Rwanda memeluk agama Kristen. Penutupan ini membuat warga harus pergi ke tempat yang jauh hanya untuk beribadah.





