Perusahaan Sawit dan Tambang jadi Salah Satu Penyebab Banjir di Sumatera

viva.co.id
14 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Kejaksaan Agung (Kejagung) mendalami keterlibatan 27 perusahaan yang diduga menjadi penyebab bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera.

Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna menjelaskan bahwa Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) tengah mengusut 27 perusahaan yang salah satunya bergerak di sektor kelapa sawit dan tambang.

Baca Juga :
Bukan Lagi Milik Swasta, Danantara Jadi Pengelola Baru 240 Ribu Hektare Lahan Sawit Hasil 'Bersih-bersih' Kejagung
Menambang di Kawasan Hutan, Satgas PKH Jatuhkan Denda Rp1,2 Triliun ke PT Toshida

Tumpukan sampah kayu gelondongan di pantai Air Tawar Padang pascabanjir
Photo :
  • ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

“Kalau nggak salah ada di bidang kelapa sawit ada, tambang juga ada. Terus ada pertambangan juga ada. Kalau nggak salah ada itu,” kata Anang kepada wartawan, Rabu, 24 Desember 2025.

Kendati demikian, Anang belum bisa menjelaskan secara rinci. Karena perusahaan itu terdiri dari beberapa pihak yang saat ini masih dilakukan pendalaman oleh petugas di lapangan.

“Ini karena masih pendalaman, sifatnya masih mendekati full bucket data. Tapi nanti pada saatnya kalau memang sudah cukup kuat akan diumumkan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) telah memeriksa 27 perusahaan terkait bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar). 

Hal tersebut diungkap Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin di hadapan Presiden Prabowo Subianto saat menyerahkan uang hasil penindakan Satgas PKH Rp6,6 triliun di Kejagung, Rabu, 24 Desember 2025.

“Satgas PKH telah melakukan klarifikasi terhadap 27 perusahaan yang tersebar di tiga provinsi tersebut,” kata Burhanuddin.

 Di sisi lain, Burhanuddin juga membeberkan hasil temuan Satgas PKH dan analisa Pusat Riset Interdisipliner ITB. Dikatakan, temuan itu mengungkapkan korelasi kuat bencana banjir di Sumatera bukan hanya fenomena alam biasa.

“Melainkan terarah pada alih fungsi lahan yang masif di hulu sungai daerah aliran sungai yang bertemu dengan curah hujan yang tinggi sehingga dampak hilangnya tutupan vegetasi di hulu daerah aliran sungai menyebabkan daya serap tanah berkurang, aliran air permukaan meningkat tajam, hujan ekstrem, dan banjir bandang akibat volume air meluber ke permukaan,” kata dia.

Burhanuddin juga menjelaskan beberapa rekomendasi Satgas PKH dari hasil temuan tersebut. Yaitu, melanjutkan proses investigasi terhadap seluruh subjek hukum yang dicurigai baik di Sumut, Aceh, maupun Sumbar. 

Baca Juga :
Kehadiran Relawan Jadi Bagian Penting Pemulihan Pascabencana di Sumatera
Jaksa Agung Tegaskan Rp 6,6 Triliun yang Diserahkan ke Negara Bukan Hasil Pinjaman
27 Perusahaan Sudah Diperiksa terkait Bencana Sumatera, Apa Hasilnya?

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Seskab Teddy dan Mensos Bahas BLT hingga Bantuan Korban Banjir Sumatra, Ini Rinciannya
• 5 jam lalusuara.com
thumb
Meski Turun Tipis, Dolar AS Masih Bergerak Negatif
• 10 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Paus Leo XIV Sampaikan Pesan Damai Hari Natal dari Vatikan
• 1 jam laludetik.com
thumb
Angin Puting Beliung Hantam 2 Desa di Wonosobo, 54 Rumah Rusak
• 16 jam lalukompas.tv
thumb
Avatar: Fire and Ash Tembus 3 Juta Penonton di Indonesia, Siap Geser The Conjuring: Last Rites sebagai Film Impor Terlaris 2025
• 8 jam lalutabloidbintang.com
Berhasil disimpan.