New York: Dolar Amerika Serikat (AS) ditutup hampir datar cenderung melemah tipis pada perdagangan akhir Rabu waktu setempat (Kamis WIB).
Mengutip Xinhua, Kamis, 25 Desember 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,001 persen menjadi 97,941.
Pada penutupan perdagangan di New York, euro melemah menjadi USD1,1775 dari USD1,179 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi USD1,3496 dari USD1,3497 pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli seharga 156,02 yen Jepang, lebih rendah dari 156,2 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,7886 franc Swiss dari 0,7877 franc Swiss.
Mata uang Negeri Paman Sam itu juga melemah menjadi 1,3676 dolar Kanada dari 1,3694 dolar Kanada. Dolar AS menguat menjadi 9,1713 krona Swedia dari 9,1684 krona Swedia.
Baca juga: Dolar Melempem di Tengah Gairah Ekonomi AS
(Dolar AS. Foto: Freepik)
Gegara proyeksi Fed pangkas lagi suku bunga
Dolar AS terus mengalami pelemahan mendasar karena The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sekitar 50 basis poin (bp) pada 2026, sementara bank of Japan (BOJ) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bp lagi pada 2026, dan European Central Bank (ECB) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada 2026.
Dolar juga berada di bawah tekanan karena The Fed meningkatkan likuiditas dalam sistem keuangan, setelah mulai membeli obligasi pemerintah senilai USD40 miliar per bulan pada pertengahan Desember.
Dolar juga terkikis oleh kekhawatiran Presiden Trump bermaksud untuk menunjuk Ketua The Fed yang cenderung lunak, yang akan berdampak negatif bagi dolar. Trump baru-baru ini mengatakan ia akan mengumumkan pilihannya untuk Ketua The Fed yang baru pada awal 2026.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett dilaporkan menjadi pilihan yang paling mungkin sebagai Ketua The Fed berikutnya, yang dipandang oleh pasar sebagai kandidat yang paling lunak.

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429807/original/016052400_1764645012-000_32RQ7UQ.jpg)

