KOMPAS.TV – Sejumlah warga Desa Pepelah, Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues yang merupakan penyintas bencana, mendirikan tenda pengungsian dari palstik di lereng gunung.
Berdasarkan pantauan dari video berita Kompas TV, Kamis (25/12/2025), mereka mendirikan tenda di tepi jalan pegunungan dengan lereng yang curam.
Warga terpaksa meninggalkan rumah mereka karena hingga kini aliran air dari gunung masih terus mengalir deras.
Seorang warga Desa Pepelah, Aisyah, menuturkan, warga memilih mengungsi karena kampung mereka tak lagi layak huni.
Baca Juga: BNPB Targetkan Huntara Tahap I di Nagari Salareh Aia Kabupaten Agam Rampung 30 Desember 2025
“Kami memilih mengungsi karena kampung kami tidak layak lagi dihuni, karena dari atas mau turun tanah itu mau longsor,” kata dia.
“Di bawah itu air. (Cuaca) panas pun masih datang air ke situ, mata airnya masih mengalir,” tambahnya.
Mereka pun menggunakan plastik mulsa untuk mendirikan tenda. Plastik mulas biasanya digunakan petani untuk menutup permukaan tanah agar tetap lembab.
“Untung pemerintah desa memberikan kami bantuan berupa plastik mulsa, kemarin untuk menanam cabai dan bawang, namun karena kami terkena musibah, jadi kami gunakan untuk membuat gubuk seperti ini,” tuturnya.
Ia mengaku tidak tahu sampai kapan harus bertahan di tempat itu. Aisyah berharap mendapat bantuan untuk tempat tinggal yang layak.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV
- gayo lues
- penyintas banjir
- tenda darurat
- banjir gayo lues
- pengungsi





