Medan (ANTARA) - Satgas Penanggulangan Bencana Alam (Gulbencal) Kodam I/Bukit Barisan menyediakan instalasi pengolah air untuk pengungsi di Kelurahan Simpang Hutanabolon Sipange, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut).
"Instalasi penjernih air itu digunakan sekitar 857 jiwa pengungsi yang terdampak bencana banjir dan longsor yang ada di wilayah tersebut," ujar Kapendam I/BB Kolonel Inf Asrul Kurniawan Harahap di Medan, Kamis.
Baca juga: Prabowo cek dapur umum di Tapteng, dengar langsung cerita pengungsi
Asrul mengatakan sumber air berasal berasal dari sumur bor dan hasil air tersebut dilakukan reverse osmosis (RO) yang dihasilkan sudah sesuai standar kesehatan.
Ia mengatakan air tersebut dapat langsung diminum maupun lainnya untuk membantu pemenuhan kebutuhan air bersih di lokasi pengungsian.
"Kami berharap fasilitas ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung terciptanya lingkungan pengungsian yang sehat dan layak huni," tutur dia.
Kapendam mengatakan proses pemasangan melibatkan tim tukang dari Kodim 0211/Tapanuli Tengah, Pasi Ops Kodim 0211/TT, Babinsa Koramil 03/Pandan, teknisi dari Kementerian Pertahanan, serta pihak dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan), dan Universitas Pertahanan.
"Waktu pengerjaan diselesaikan selama 4 hari dan seluruh proses instalasi berjalan lancar, aman, serta sesuai prosedur," katanya.
Ia mengatakan kegiatan ini juga mencakup pengawasan dari teknisi Kemenhan dan koordinasi dengan pihak terkait, sehingga seluruh tahap mulai pembuatan tempat hingga instalasi selesai dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Baca juga: TNI bangun MCK penuhi kebutuhan sanitasi pengungsi di desa Tapteng
Baca juga: Kodam I/BB intensifkan dapur lapangan, penuhi kebutuhan pengungsi
"Pemasangan mesin pengolah air itu merupakan wujud perhatian TNI melalui Satgas Gulbencal Kodam I/Bukit Barisan," kata dia.
Pihaknya akan terus mendukung penanganan bencana di wilayah terdampak hingga seluruh akses kembali normal.
Kodam I/Bukit Barisan dan jajaran berkomitmen terus hadir membantu masyarakat terdampak bencana melalui berbagai cara, baik jalur udara maupun darat.
"Instalasi penjernih air itu digunakan sekitar 857 jiwa pengungsi yang terdampak bencana banjir dan longsor yang ada di wilayah tersebut," ujar Kapendam I/BB Kolonel Inf Asrul Kurniawan Harahap di Medan, Kamis.
Baca juga: Prabowo cek dapur umum di Tapteng, dengar langsung cerita pengungsi
Asrul mengatakan sumber air berasal berasal dari sumur bor dan hasil air tersebut dilakukan reverse osmosis (RO) yang dihasilkan sudah sesuai standar kesehatan.
Ia mengatakan air tersebut dapat langsung diminum maupun lainnya untuk membantu pemenuhan kebutuhan air bersih di lokasi pengungsian.
"Kami berharap fasilitas ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung terciptanya lingkungan pengungsian yang sehat dan layak huni," tutur dia.
Kapendam mengatakan proses pemasangan melibatkan tim tukang dari Kodim 0211/Tapanuli Tengah, Pasi Ops Kodim 0211/TT, Babinsa Koramil 03/Pandan, teknisi dari Kementerian Pertahanan, serta pihak dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan), dan Universitas Pertahanan.
"Waktu pengerjaan diselesaikan selama 4 hari dan seluruh proses instalasi berjalan lancar, aman, serta sesuai prosedur," katanya.
Ia mengatakan kegiatan ini juga mencakup pengawasan dari teknisi Kemenhan dan koordinasi dengan pihak terkait, sehingga seluruh tahap mulai pembuatan tempat hingga instalasi selesai dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Baca juga: TNI bangun MCK penuhi kebutuhan sanitasi pengungsi di desa Tapteng
Baca juga: Kodam I/BB intensifkan dapur lapangan, penuhi kebutuhan pengungsi
"Pemasangan mesin pengolah air itu merupakan wujud perhatian TNI melalui Satgas Gulbencal Kodam I/Bukit Barisan," kata dia.
Pihaknya akan terus mendukung penanganan bencana di wilayah terdampak hingga seluruh akses kembali normal.
Kodam I/Bukit Barisan dan jajaran berkomitmen terus hadir membantu masyarakat terdampak bencana melalui berbagai cara, baik jalur udara maupun darat.
