Washington (ANTARA) - Pemerintah AS berencana mengubah aturan program visa kerja H-1B dengan mengganti sistem undian acak menjadi seleksi berbobot yang mengutamakan pekerja asing dengan gaji dan keterampilan yang lebih tinggi.
Seorang pejabat mengatakan pada Selasa (23/12) bahwa kebijakan itu diambil untuk melindungi upah, kondisi kerja, dan peluang kerja warga negara setempat, serta menyesuaikan pelaksanaan program H-1B dengan mandat Kongres.
"Proses seleksi acak pendaftaran H-1B yang ada telah dieksploitasi dan disalahgunakan, terutama oleh perusahaan AS yang ingin mendatangkan pekerja asing dengan upah lebih rendah," kata juru bicara Dinas Kewarganegaraan dan Imigrasi AS Matthew Tragesser.
"Seleksi berbobot yang baru akan lebih menjalankan mandat Kongres untuk program H-1B dan memperkuat daya saing Amerika dengan mendorong perusahaan mengajukan permohonan untuk pekerja asing dengan keterampilan dan upah lebih tinggi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Saat ini, program H-1B dibatasi sebanyak 65.000 visa per tahun, dengan tambahan 20.000 visa bagi pemohon yang memiliki gelar lanjutan dari institusi pendidikan di AS.
Permintaan visa tersebut selalu melebihi kuota sehingga memicu pengundian acak yang memungkinkan perusahaan membanjiri sistem dengan permohonan pekerja bergaji rendah, menurut para kritikus.
Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS), sistem seleksi baru akan meningkatkan peluang pemberian visa kepada pekerja dengan keahlian dan gaji lebih tinggi, sembari memberikan kesempatan rekrutmen di berbagai tingkat upah.
Aturan baru tersebut akan diberlakukan pada 27 Februari dan diterapkan pada musim pendaftaran kuota visa H-1B tahun fiskal 2027, menurut pernyataan DHS.
Perubahan itu merupakan bagian dari upaya pemerintah AS untuk memperketat pengawasan program H-1B, termasuk kebijakan sebelumnya yang mewajibkan perusahaan membayar tambahan 100.000 dolar AS (sekitar Rp1,67 miliar) per visa.
"Sebagai bagian dari komitmen Pemerintahan Trump untuk mereformasi H-1B, kami akan terus menuntut lebih banyak dari perusahaan dan warga asing agar tidak merugikan pekerja Amerika dan untuk mengutamakan Amerika," kata Tragesser.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Riwayat medsos akan jadi syarat masuk ke AS lewat program VWP
Baca juga: AS perketat aturan visa, obesitas dan kondisi medis jadi penilaian
Seorang pejabat mengatakan pada Selasa (23/12) bahwa kebijakan itu diambil untuk melindungi upah, kondisi kerja, dan peluang kerja warga negara setempat, serta menyesuaikan pelaksanaan program H-1B dengan mandat Kongres.
"Proses seleksi acak pendaftaran H-1B yang ada telah dieksploitasi dan disalahgunakan, terutama oleh perusahaan AS yang ingin mendatangkan pekerja asing dengan upah lebih rendah," kata juru bicara Dinas Kewarganegaraan dan Imigrasi AS Matthew Tragesser.
"Seleksi berbobot yang baru akan lebih menjalankan mandat Kongres untuk program H-1B dan memperkuat daya saing Amerika dengan mendorong perusahaan mengajukan permohonan untuk pekerja asing dengan keterampilan dan upah lebih tinggi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Saat ini, program H-1B dibatasi sebanyak 65.000 visa per tahun, dengan tambahan 20.000 visa bagi pemohon yang memiliki gelar lanjutan dari institusi pendidikan di AS.
Permintaan visa tersebut selalu melebihi kuota sehingga memicu pengundian acak yang memungkinkan perusahaan membanjiri sistem dengan permohonan pekerja bergaji rendah, menurut para kritikus.
Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS), sistem seleksi baru akan meningkatkan peluang pemberian visa kepada pekerja dengan keahlian dan gaji lebih tinggi, sembari memberikan kesempatan rekrutmen di berbagai tingkat upah.
Aturan baru tersebut akan diberlakukan pada 27 Februari dan diterapkan pada musim pendaftaran kuota visa H-1B tahun fiskal 2027, menurut pernyataan DHS.
Perubahan itu merupakan bagian dari upaya pemerintah AS untuk memperketat pengawasan program H-1B, termasuk kebijakan sebelumnya yang mewajibkan perusahaan membayar tambahan 100.000 dolar AS (sekitar Rp1,67 miliar) per visa.
"Sebagai bagian dari komitmen Pemerintahan Trump untuk mereformasi H-1B, kami akan terus menuntut lebih banyak dari perusahaan dan warga asing agar tidak merugikan pekerja Amerika dan untuk mengutamakan Amerika," kata Tragesser.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Riwayat medsos akan jadi syarat masuk ke AS lewat program VWP
Baca juga: AS perketat aturan visa, obesitas dan kondisi medis jadi penilaian





