REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Rabbi Yahudi Amerika yang ingin mengubah kurikulum Indonesia viral di media sosial. Rabbi itu diketahui bernama Yehuda Kaploun.
"Ini bukan tentang sejarah ini tentang pendidikan, Indonesia memiliki 350 juta penduduk Muslim yang tinggal di negara ini, bagaimana kita mengubah buku ajar mereka," ujar Rabbi Kaploun.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});- Tujuh Kecamatan di Cirebon Diterjang Banjir, Bupati : Air Kiriman dari Hulu
- Jimly Usulkan Amandemen UUD 1945, Konstitusi Dianggap Perlu Segera Dibenahi Sebelum 2029
- Tak Hanya Tentara, 600 Warga Israel Terancam Stres, Pemerintah Rogoh Kocek Hingga Rp 2 Kuadriliun
Rabbi Kaploun menyampaikan pernyataannya saat interview khusus di acara The Jerusalem Post Washington Conference pada 10 Desember 2025 lalu.
Tidak dijelaskan dalam konteks apa Rabbi tersebut ingin mengubah buku ajar Indonesia. Namun jika menilik pernyataannya, secara garis besar ia tak ingin ada ajaran anti-Yahudi, termasuk di kurikulum nasional.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}
Dalam kesempatan itu, ia juga meminta pertanggungjawaban orang-orang di Gaza termasuk pemerintahannya. Amerika, kata ia, telah membayar ke PBB untuk memberikan buku ajar kepada warga di Gaza. Namun buku itu tidak digunakan, warga lokal tetap menggunakan buku ajaran lama mereka.
"Kita harus mengajakan bahwa mendidik anak jadi seorang martir bukanlah hal baik," katanya.


