EtIndonesia. Ekonomi Amerika Serikat menunjukkan percepatan yang jelas pada kuartal ketiga. Data yang dirilis pada 23 Desember oleh Biro Analisis Ekonomi (BEA) di bawah Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan PDB tahunan pada kuartal ketiga mencapai 4,3%, merupakan laju pertumbuhan tercepat dalam hampir dua tahun terakhir.
Laporan ini seharusnya dirilis pada akhir Oktober, namun karena pemerintah federal sempat mengalami penutupan (shutdown), jadwal publikasi tertunda. Kini setelah data resmi dirilis, hasilnya jauh melampaui ekspektasi pasar.
Sebelumnya, para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan pertumbuhan PDB kuartal ketiga berada di kisaran 3,2%, sementara angka aktual yang diumumkan jauh lebih tinggi dari perkiraan tersebut.
Dari sisi pendorong pertumbuhan, belanja konsumen menjadi salah satu faktor utama. Pada kuartal kedua, belanja konsumen tumbuh 2,5%, sementara pada kuartal ketiga meningkat menjadi 3,5%.
Selain kuatnya konsumsi, peningkatan ekspor dan kenaikan belanja pemerintah juga memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada saat yang sama, penurunan investasi tetap swasta yang semakin menyempit turut berkontribusi positif.
Sejak Presiden AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari tahun ini, rata-rata pertumbuhan ekonomi tahunan AS mencapai 2,5%. Meskipun pada kuartal pertama sempat terjadi kontraksi ekonomi singkat—karena perusahaan melakukan impor besar-besaran lebih awal untuk mengantisipasi tarif baru—secara keseluruhan laju pertumbuhan tetap stabil. Angka ini juga sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata 2,4% pada tahun 2024 di bawah pemerintahan Biden.
Pada 23 Desember pagi, Trump memposting di platform Truth Social, menyatakan bahwa data ekonomi yang “indah” ini merupakan hasil dari kebijakan tarif. Ia juga menekankan bahwa tidak ada inflasi, keamanan nasional menjadi lebih kuat, serta mengatakan bahwa ia akan berdoa agar Mahkamah Agung mendukung keputusan terkait tarif.
Data lain dalam laporan BEA menunjukkan bahwa laba perusahaan melonjak tajam pada kuartal ketiga, meningkat sebesar US$166,1 miliar, atau naik 4,2%. Sebagai perbandingan, pada kuartal kedua laba perusahaan hanya meningkat US$6,8 miliar. (Hui)




