Kapal Tongkang Alami Kerusakan Lambung Saat Bongkar Muat di Pelabuhan Probolinggo

beritajatim.com
10 jam lalu
Cover Berita

Probolinggo (beritajatim.com) – Kapal tongkang BG Marine Power 3303 berbendera Indonesia yang mengangkut muatan batu split mengalami kerusakan struktur pada bagian tengah lambung saat menjalani proses bongkar muat di Dermaga (Jetty) 1 PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN), Probolinggo, Kamis (25/12/2025) dini hari.

Peristiwa tersebut terjadi ketika kegiatan operasional bongkar muat masih berlangsung. Meski demikian, tidak terdapat laporan korban jiwa maupun korban luka dalam insiden tersebut. Kerusakan kapal ini menjadi perhatian karena berkaitan langsung dengan aspek keselamatan pelayaran di kawasan pelabuhan.

Manajer Operasional PT DABN, Candra Kurniawan, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyampaikan bahwa perusahaan masih melakukan pemeriksaan internal untuk mengetahui penyebab pasti kerusakan serta menghitung potensi kerugian yang ditimbulkan.

“Hingga saat ini tidak ada korban luka. Untuk penyebab kejadian dan estimasi kerugian masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” ujar Candra.

Sementara itu, Kepala Seksi Humas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Probolinggo, Hendra Yulis Priyanto, menjelaskan bahwa kerusakan struktur kapal diketahui sekitar pukul 05.00 WIB. Setelah menerima laporan, KSOP langsung melakukan langkah mitigasi untuk memastikan keselamatan pelayaran dan kelancaran aktivitas di dermaga.

“Fokus utama kami adalah pembongkaran sisa muatan agar proses evakuasi kapal dapat berjalan dengan cepat. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kapal tidak mengganggu alur pelayaran maupun kegiatan kapal lain,” jelas Hendra.

Terkait kemungkinan penerapan sanksi administratif maupun langkah hukum, pihak KSOP menyatakan masih menunggu hasil pemeriksaan teknis secara menyeluruh oleh tim berwenang.

Seorang pengamat maritim yang enggan disebutkan namanya menilai, secara teknis insiden semacam ini dapat dipicu oleh ketidakseimbangan distribusi beban selama proses bongkar muat. Ketimpangan beban antara bagian haluan dan buritan, tanpa dukungan memadai di bagian tengah kapal, berpotensi menimbulkan tekanan berlebih pada struktur lambung.

Selain aspek teknis operasional, ia juga menyoroti pentingnya kelaiklautan kapal. Sertifikat laik laut, menurutnya, harus benar-benar mencerminkan kondisi fisik kapal yang aman untuk dioperasikan, bukan sekadar pemenuhan persyaratan administratif.

Ke depan, proses investigasi akan difokuskan pada koordinasi dan tanggung jawab operasional para pihak terkait, mulai dari nakhoda kapal sebagai penanggung jawab keselamatan dan stabilitas kapal, perusahaan bongkar muat sebagai pelaksana teknis, hingga KSOP selaku otoritas pengawas pelabuhan.

Selain memastikan keselamatan pelayaran, pihak-pihak terkait juga diimbau melakukan langkah antisipatif terhadap potensi dampak lingkungan di area pelabuhan guna mencegah terjadinya pencemaran laut. Insiden ini diharapkan menjadi pembelajaran bersama dalam meningkatkan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan prosedur operasional di sektor kepelabuhanan. [ada/beq]


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Keliling Jogja-Solo Lebih Hemat Naik KRL, Ini Jadwal Terbarunya
• 15 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Ekonomi AS Mengalami Percepatan dengan Pertumbuhan PDB 4,3% pada Kuartal Ketiga
• 10 jam laluerabaru.net
thumb
Prabowo Ajak Umat Kristiani Jadikan Momen Natal untuk Memperkuat Solidaritas dan Persatuan Nasional
• 2 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Trio Badut Hibur Pengunjung TMII di Nataru: Kita Bahagia Lihat Orang Bahagia
• 6 jam lalukumparan.com
thumb
Harga Sempat Sentuh Rp250 Ribu, Warga Aceh Utara-Bener Meriah Rela Antre Panjang Demi Harga Normal
• 21 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.