Bisnis.com, JAKARTA - Betlehem Kembali merayakan Natal pada 2025, setelah vakum 2 tahun. Sebuah pohon Natal setinggi 15 meter pun dipajang menerangi Alun-Alun Manger di depan Gereja Kelahiran di Betlehem.
Melansir Vaticannews, perayaan Natal tahun ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas sesama warga Palestina di Gaza.
Adapun perayaan kembali berlangsung di seluruh Tepi Barat meski gencatan senjata masih berlaku di Jalur Gaza.
Kardinal Pierbattista Pizzaballa menyampaikan kedekatan dan solidaritas Gereja Katolik—membuka perayaan Natal di tempat kelahiran Yesus dengan melakukan prosesi tradisional dari Yerusalem ke Betlehem.
Setibanya di Lapangan Palungan, Patriark Latin Yerusalem mengatakan bahwa ia membawa salam dari komunitas Kristen kecil di Gaza. Ia juga mengungkapkan harapan untuk Natal yang ditandai dengan perayaan penuh cahaya.
Perayaan Natal di Betlehem ini juga memuat makna, bahwa ada harapan perdamaian yang didukung AS yang mengarah pada gencatan senjata dapat memberi warga Palestina kesempatan untuk melanjutkan rencana rekonstruksi.
Baca Juga
- Wabah Corona: Betlehem Ditutup, Tepi Barat Setop Terima Turis Asing
- Israel Larang Umat Kristen Masuk ke Yerusalem dan Betlehem saat Natal
- Rayakan Natal, Trump Pamer Keberhasilan Tarif dan Pertumbuhan Ekonomi AS
Di sisi lain, perayaan ini juga menghidupkan kembali harapan bahwa penduduk Betlehem secara bertahap dapat kembali bekerja, karena 85% keluarga setempat bergantung secara langsung atau tidak langsung pada pariwisata, yang terhenti selama perang.
“Setelah dua tahun terdiam. Kami percaya kami telah menghidupkan kembali semangat Natal, karena penduduk Betlehem membutuhkan harapan—harapan untuk hari esok yang lebih baik. Dan itulah yang telah kami lakukan,” kata Wali Kota Betlehem, Maher Nicola Canawati.
Ia menjelaskan bahwa pesan yang dikirim dari Betlehem tidak hanya ditujukan kepada warga Palestina, tetapi kepada seluruh dunia.
“Ini adalah pesan bahwa rakyat Palestina siap untuk perdamaian. Rakyat Palestina mencintai kehidupan,” katanya, menambahkan bahwa kota itu sekali lagi siap menyambut pengunjung.
Wali Kota Canawati juga menggarisbawahi bahwa perayaan ini dirayakan oleh semua warga Palestina, tanpa memandang afiliasi agama.
“Rasanya seperti pesta bagi semua warga Palestina, bukan hanya bagi umat Kristen. Kita adalah satu bangsa—Kristen, Muslim, dan Samaria. Kita saling mencintai, kita mencintai perdamaian, dan kita siap untuk keadilan, perdamaian, dan perdamaian abadi di negara kita,”

/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F24%2F86df86a1156dec1f8386fcd4fed7cd7e-FullSizeRender.jpeg)



