Cerita Ibu: Tinggalkan Karier demi Jadi Peternak, Kini Punya Sapi 20 Ekor!

kumparan.com
7 jam lalu
Cover Berita

Rumini merupakan ibu tunggal dengan satu anak yang kini menekuni dunia peternakan sapi perah di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sebelum menjadi peternak, ia berkarier di sektor perbankan. Namun, sejak 2015–2016, Rumini memutuskan meninggalkan pekerjaannya sebagai bankir demi fokus merawat anak sekaligus membangun usaha peternakan.

Keputusan itu dipicu oleh keinginannya untuk lebih dekat dengan anak yang tinggal di Lembang, serta dorongan membantu saudaranya yang mengalami kesulitan dalam mengelola sapi.

“saya harus meninggalkan perbankan karena saya menjadi pengusaha peternakan sapi, sekaligus merawat anak saya. Yang kedua, saya membantu saudara saya. Karena saudara saya mengurus sapi orang lain, saya kasihan,” tutur Rumini dalam wawancara program Cerita Ibu kumparanMOM, Rabu (17/12).

Dengan modal awal membeli sekitar tujuh ekor sapi dan memanfaatkan lahan milik ayahnya, Rumini membangun kandang sederhana dan mulai mengelola peternakan sendiri. Meski sempat ragu dan menghadapi perhitungan biaya yang tidak sedikit, ia mantap melangkah dan menjadikan peternakan sapi sebagai jalan hidup barunya.

Lika-Liku Peternak Perempuan dan Ibu Tunggal

Perbedaan bekerja di perbankan dan mengurus sapi sangat terasa bagi Rumini. Jika di kantor ia harus mengejar target di bawah tekanan, di peternakan ia menentukan arah usahanya sendiri. Meski terlihat lebih fleksibel, dunia peternakan menuntut kedisiplinan, ketelitian, serta kesiapan fisik dan mental. Bahkan, Rumini pernah mengalami kecelakaan serius saat ditendang sapi hingga harus menjalani perawatan medis.

“Ketika saya mengambil rumput untuk dia (sapi) makan lagi, saya disitu tanpa sadar saya ditendang sama sapi, kena hidung. Sampai saya kayak di operasi plastik gitu hidungnya. Karena memang saya pingsan segala macem. Itu yang paling spektakuler di peternakan usaha sapi ini,” katanya.

Sebagai peternak perempuan di lingkungan yang didominasi laki-laki, Rumini juga kerap menghadapi pandangan miring. Namun, ia memilih menjadikan hal tersebut sebagai tantangan. Menurutnya, perempuan justru memiliki keunggulan dalam peternakan karena lebih detail dalam mencatat pengeluaran, pemasukan, serta mampu membaca peluang. Bagi Rumini, hampir semua aspek peternakan memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan cermat.

“Saya berpikirnya positif aja soalnya mungkin ini sebagai motivasi buat para teman-teman saya yang perempuan. Saya lihat ada potensi yang bagus untuk perempuan pengusaha peternak sapi perah, karena perempuan itu detail. Dengan keyakinan aja Bismillah gitu kan ya, semuanya berjalan dengan lancar sampai sekarang,” imbuhnya.

Berkembang Bersama Program CSR Frisian Flag Indonesia

Perjalanan Rumini semakin berkembang setelah bergabung dengan program CSR Frisian Flag Indonesia, seperti Kartini Peternak Indonesia dan Young Progressive Farmer Academy (YPFA). Melalui pendampingan dari penyuluh KPSBU Lembang dan tim Frisian Flag Indonesia, ia mendapatkan pengetahuan menyeluruh tentang pengelolaan peternakan, mulai dari perawatan sapi hingga pengembangan usaha.

“Pertama-tama saya tahu program Young Progressive Farmer, terus program Kartini itu dari tim penyuluhnya Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang. Itu saya ditawarin pas saya masih kerja. Berterima kasih banyak kepada para penyuluh KPSBU Lembang dan juga para tim DDV dari Frisian Flag Indonesia, saya jadi pintar sampai sekarang, mulai dari A sampai Z, mulai dari pengelolaan sapi, mulai dari pengembangan sapi, mulai dari perawatan, semuanya saya hafal,” ucap ibu asal Bandung itu.

Menurutnya, dukungan itu tak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga membangkitkan semangat saat menghadapi kejenuhan dan tantangan usaha. Bahkan, Rumini terpilih mengikuti program peternak ke Belanda, sebuah pengalaman berharga yang semakin menguatkan tekadnya.

Rumi berharap program CSR seperti ini terus berlanjut agar semakin banyak peternak perempuan di Indonesia yang berdaya, mandiri, dan mampu berkontribusi dalam pemenuhan gizi anak melalui produksi susu dalam negeri.

“Harapan saya itu jadi makin banyak lagi program-program yang dikasih sama Frisian Flag Indonesia, karena membantu untuk mencerdaskan peternak-peternak perempuan di Indonesia. Adanya program kita makin semangat beternak, kita makin diarahkan gitu untuk peternak sapi perahnya dan juga makin terampil di bidang peternakan sapi perah di semua lini,” pungkasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
9 Hidangan Istimeayang Cocok Disantap di Momen Natal
• 12 jam lalutabloidbintang.com
thumb
BKHIT Kalsel Musnahkan Ribuan Bibit Sawit dan Telur Belangkas
• 23 jam lalutvrinews.com
thumb
KPK Usut Dugaan Suap Proyek di Era Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara
• 9 jam laluliputan6.com
thumb
UMK Solo 2026 Hanya Naik Rp 153 Ribu, Serikat Pekerja Kecewa Berat
• 22 jam lalumerahputih.com
thumb
Selamat! Jennifer Coppen Dilamar Bek Timnas Indonesia, Justin Hubner
• 20 jam lalutabloidbintang.com
Berhasil disimpan.