Sentuhan sederhana seperti pelukan dan gendongan kerap kali dianggap hal biasa dalam pengasuhan anak. Padahal, sentuhan justru menjadi fondasi awal yang berperan besar dalam membentuk perkembangan otak dan kestabilan emosi anak sejak dini.
Peran Sentuhan dalam Kecerdasan AnakMenurut Dokter Spesialis Anak, dr. Damar Prasetya Ajie Putra, M.Sc., Sp.A, sentuhan seperti memeluk, menggendong, atau melakukan pijatan lembut pada anak bukan sekadar bentuk kasih sayang, tetapi memiliki dampak nyata terhadap tumbuh kembang otak.
“Fase stimulasi pertama yang diberikan pada anak yang penting untuk menciptakan perkembangan otak itu adalah sentuhan. Pengin anak kita pintar, jadi juara kelas? Nah, dasarnya itu dimana? Ternyata dasarnya itu ada di sentuhan. Jadi jangan lupa bahwa harus melakukan sentuhan, gendong, massage, dan sayang-sayang anaknya,” ucapnya dalam acara Product Launching Baby Happy Soft & Comfort di Jakarta Barat, Minggu (21/12).
Sentuhan juga berperan penting dalam menstabilkan emosi anak. Aktivitas seperti menggendong dan memeluk dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin, hormon yang membuat anak merasa aman dan tenang. Rasa aman inilah yang menjadi pondasi awal agar anak percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.
Selain menyusui, sentuhan fisik dari orang tua menjadi cara efektif untuk menenangkan anak sejak dini. dr. Damar mengungkapkan, sebuah penelitian pada tahun 2021 menunjukkan bahwa saat anak dipeluk, hasil pemindaian otak memperlihatkan banyak area yang aktif, terutama area yang berperan dalam proses berpikir dan pengelolaan emosi.
“Nah, ternyata pas di-scanning otaknya, ternyata banyak area-area yang nyala. Area yang nyala itu adalah area untuk berpikir, dan area untuk memproses emosi,” tuturnya.
Tak hanya itu, ada pula penelitian lanjutan juga membandingkan dampak gendongan dari orang tua dengan orang lain. Hasilnya, bayi yang digendong oleh ayah atau ibu menunjukkan respons fisiologis yang lebih tenang dan nyaman, seperti denyut nadi yang lebih stabil.
Hal ini membuktikan bahwa bayi mampu mengenali sentuhan orang tuanya dan meresponsnya dengan lebih bermakna dibandingkan sentuhan dari orang lain. Oleh karena itu, dr. Damar mengingatkan orang tua untuk tidak meremehkan peran sentuhan dalam keseharian.
“Jadi jangan dikira bayi itu gak tahu yang gendong itu siapa. Jadi pas dilihat kalau yang gendong dad atau mamnya, nadinya lebih nyaman, nadinya lebih tenang. Tapi kalau yang gendong orang lain, mungkin tenang juga tapi tidak sebermakna dibandingkan orang tuanya,” tegas dr. Damar.




