FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, berbicara mengenai kecurangan Pemilu yang bakal terus dikenang dalam sejarah.
Ia membandingkan praktik kecurangan dalam pemilu dengan gol kontroversial Diego Maradona yang dikenal sebagai Hand of God atau gol tangan tuhan, pada Piala Dunia 1986.
Dalam sebuah acara Ormas Gerakan Rakyat di Pekanbaru, Anies mengajak peserta mengingat kembali peristiwa legendaris tersebut.
Dikatakan Ahmad, meski gol Maradona disahkan karena belum adanya teknologi VAR saat itu, fakta kecurangan tetap melekat kuat dalam ingatan publik hingga kini.
“Bapak-Ibu pernah ngikutin piala dunia Maradona, Bapak-Ibu? Ingat, Bapak-Ibu? Ya ada yang bilang tangan Tuhan, saya kurang setuju ini. Masa Tuhan berlaku curang? Kalau curang itu kerjaan setan,” ujar Anies dikutip pada Kamis (25/12/2025).
Anies menekankan bahwa semua orang mengetahui gol tersebut tidak sah. Namun, karena tidak tertangkap secara teknis, kemenangan itu tetap diakui secara formal.
“Tapi yang menarik, Maradonanya tidak mau mengakui bahwa itu pakai tangan. Jadi diam saja. Dan ketika itu dinyatakan gol dia diam saja, ketika dia menerima piala dia diam saja,” katanya.
Lanjut Anies, pengakuan formal tidak selalu sejalan dengan legitimasi moral.
Ia menyebut Maradona tetap membawa piala, tetapi kehilangan kepercayaan diri karena publik mengetahui cara kemenangan tersebut diraih.
“Semua orang tahu itu curang. Semua orang tahu itu pakai tangan. Semua orang tahu itu bukan kemenangan yang sesungguhnya,” ucapnya.
Ia menambahkan, peristiwa tersebut terus dikenang lintas generasi, bahkan puluhan tahun setelahnya.
Anies menuturkan, hal serupa bisa terjadi dalam konteks pemilu jika prosesnya tidak dijalankan secara jujur dan adil.
“Peristiwa itu sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Sampai hari ini saya ngomong di Pekanbaru orang ingat, dicatat oleh sejarah,” katanya.
Anies mengingatkan agar penyelenggaraan pemilu tidak meninggalkan noda sejarah yang kelak menjadi beban moral bagi generasi berikutnya.
“Jangan sampai puluhan tahun yang lalu dan tahun yang akan datang, ketika pemilu kita sudah jujur, pemilu kita sudah bersih, pemilu kita sudah transparan nanti anak cucu kita mengatakan, oh dulu di tahun 2024, tahun itu ada pencurangan,” tegasnya.
Anies bilang, tindakan hari ini akan menentukan kebanggaan atau rasa malu bagi anak cucu di masa depan.
“Yang dikerjakan oleh kakek nenek menjadi kebanggaan anak ini. Sebaliknya yang dikerjakan memalukan oleh kakek nenek kita menjadi beban bagi anak cucu kita dan masyarakat,” kuncinya.
(Muhsin/Fajar)




