Bangkok, VIVA – Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri mengatakan konflik di perbatasan antara Thailand dan Kamboja mereda dalam sehari terakhir. Meski bentrokan masih terjadi di sejumlah zona, namun intensitasnya mulai menurun.
"Hari ini intensitas pertempuran di garis kontak … sedikit menurun. Bentrokan masih berlanjut di sejumlah daerah di zona operasi Wilayah Militer Pertama dan Kedua Angkatan Darat Thailand. Seluruh wilayah perbatasan yang sempat diduduki sementara oleh pasukan lawan, kecuali satu lokasi, berhasil direbut kembali," kata Surasant saat konferensi pers, Kamis, 25 Desember 2025.
Militer Thailand menuduh Kamboja melancarkan serangan artileri ke sasaran sipil yang berjarak beberapa kilometer dari perbatasan pada malam hari.
"Ini berlanjut sampai pagi tadi, sekitar pukul 05.00 waktu setempat, ketika roket BM-21 jatuh di wilayah kedaulatan Thailand dan merusak sejumlah properti milik warga sipil di Distrik Ta Phraya di Provinsi Sa Kaeo," katanya.
Komando Angkatan Darat Thailand memperkirakan sistem roket peluncur ganda (multiple launch rocket system/MLRS) Kamboja telah menembaki 150 daerah di wilayah perbatasan Thailand sejak bentrokan lintas batas kembali pecah pada 7 Desember.
Peristiwa itu dilaporkan telah menghancurkan sebagian atau seluruh 190 rumah, lima wihara Buddha, dua sekolah, dan satu rumah sakit.
Sementara itu, dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh pasukan bersenjata Thailand terus menembaki sasaran sipil di wilayah perbatasan Kamboja, yang menyebabkan 630.000 orang mengungsi.
Jumlah korban tewas di kalangan warga sipil Kamboja telah bertambah menjadi 30 orang, menurut laporan kantor berita Xinhua, mengutip Menteri Informasi Kamboja Neth Pheaktra. Laporan tersebut menyebutkan bahwa 87 orang lainnya mengalami luka-luka.
Sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama beberapa dekade antara Thailand dan Kamboja berubah menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli, dengan kedua negara tetangga tersebut saling melancarkan tembakan artileri dan serangan udara.
Kedua pihak melaporkan adanya korban jiwa, termasuk di kalangan warga sipil.
Pada 4 Agustus, mereka mengumumkan gencatan senjata segera, yang kemudian disusul oleh kesepakatan formal tentang pelaksanaannya beberapa hari kemudian.
Namun, permusuhan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja kembali terjadi sejak awal Desember, dengan kedua belah pihak saling menuduh melanggar gencatan senjata.
Akibat serangan Kamboja di beberapa provinsi perbatasan Thailand, sedikitnya 22 orang tewas, 140 orang luka-luka, dan sekitar 140 ribu orang dievakuasi dari daerah-daerah yang berisiko.




