Ciamis (ANTARA) - Budayawan dan sastrawan mengajak masyarakat Sunda untuk selalu menjaga alam atau lingkungan hidup di tanah Jawa Barat dengan nilai kebudayaan agar selalu memberikan kebaikan untuk keberlangsungan hidup alam semesta.
Ajakan itu disampaikan Budayawan Budi Dalton, Sastrawan Bode Riswandi, dan Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis Yat Rospita Brata saat Temu Wicara "Menggali Kembali Kearifan Lokal Sunda Sebagai Solusi Krisis Lingkungan Global" dalam rangkaian Pameran Foto Sakakala yang diselenggarakan LKBN ANTARA bekerja sama dengan Pemkab Ciamis di Pendopo Situs Budaya Karangkamulyan, Kabupaten Ciamis, Kamis.
Budi Dalton menyampaikan nilai-nilai kebudayaan yang ada di masyarakat Sunda atau Jawa Barat itu harus terus dijaga dan tetap diselenggarakan rutinitasnya sehingga alam yang ada di lingkungannya bisa terselamatkan.
"Memang harus ada kegiatan rutin kebudayaan untuk menjaga suatu daerah itu," katanya.
Ia menyampaikan perlu kekuatan bersama untuk menjaga pesan-pesan dari leluhur, kemudian terus diselenggarakan setiap tradisi yang menjadi rutunitas setiap tahun atau dalam momentum tertentu sebagai bentuk syukur.
Termasuk menjaga mitos yang diyakini masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup dari kerusakan, harus dijaga dan diceritakan terus menerus agar setiap generasinya bisa memahami tentang upaya menyelamatkan alam.
"Buatkanlah lagi hal-hal yang naratif, yang sifatnya ada ikatan kultural dengan masyarakat," katanya.
Bode Riswandi dalam paparannya menyampaikan, naskah-naskah dulu maupun dalam cerita apapun selalu berkisah tentang alam yang harus memberikan manfaat dan dijaga oleh manusia, kecuali mereka yang serakah yakni oligarki dan kapitalis.
Ia menerangkan, selama ini banyak pernyataan atau tulisan yang melarang atau membatasi manusia masuk ke hutan kecuali seizin ketua adat, jika dilanggar maka akan ada sesuatu yang tidak baik bagi manusia itu sendiri.
Tulisan maupun cerita tentang larangan masuk hutan itu, kata dia, merupakan kebijaksanaan leluhur waktu itu yang sudah dikonsep luar biasa untuk memberikan manfaat bagi alam dan keselamatan bagi makhluk hidup.
"Ketika masuk hutan larangan setapak saja, maka nafsu akan menguasai," katanya.
Ia menegaskan cerita tentang mitos sendiri sebagai bagian dari masyarakat di Jawa Barat harus tetap terjaga dan dilihat dari sudut pandang yang positif untuk menjaga kelestarian alam.
"Mitos itu dibuat, diciptakan supaya kita hidup seimbang dengan alam, maka dalam mitos itu ada peringatan," katanya.
Pernyataan lain disampaikan Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis Yat Rospita Brata yang mengajak masyarakat khususnya di Ciamis untuk menjaga gunung agar tetap terjaga dengan tidak ditanami sembarangan yang dapat menimbulkan bencana alam.
Menurut dia, kondisi hutan atau gunung di Ciamis masih cukup baik dibandingkan dengan daerah lain, sebut saja Kabupaten Garut yang sudah banyak lahan ditanami sayuran termasuk pohon kopi yang dinilai akan memberikan dampak tidak baik pada alam.
"Ditata dan dijaga gunung itu harus, kalau gunung sudah ditanami sayuran akan parah, sama kopi juga parah," katanya.
Perwakilan penyelenggara kegiatan juga sebagai Kepala Biro LKBN ANTARA Jawa Barat Riza Fahriza menyampaikan, kegiatan tersebut mengangkat nilai-nilai kebudayaan dan kesenian untuk mengedukasi masyarakat tentang menjaga alam agar terjaga dengan baik.
Persoalan lingkungan itu, kata dia, harus menjadi perhatian semua elemen masyarakat, karena ketika terjadi kerusakan maka akan memberikan dampak buruk, seperti halnya kejadian di Sumatera bisa jadi karena kondisi lingkungan yang tidak baik.
"Mudah-mudahan dari sini kita mengeluarkan virus bahwa di Sunda sudah mengajarkan dari orang tua kita, leluhur kita untuk menjaga lingkungan hingga menjadi menikmati bersama untuk masa depan generasi anak muda ke depan," katanya.
Baca juga: Atraksi lais tampil memukau dalam Pameran Foto Sakakala di Ciamis
Ajakan itu disampaikan Budayawan Budi Dalton, Sastrawan Bode Riswandi, dan Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis Yat Rospita Brata saat Temu Wicara "Menggali Kembali Kearifan Lokal Sunda Sebagai Solusi Krisis Lingkungan Global" dalam rangkaian Pameran Foto Sakakala yang diselenggarakan LKBN ANTARA bekerja sama dengan Pemkab Ciamis di Pendopo Situs Budaya Karangkamulyan, Kabupaten Ciamis, Kamis.
Budi Dalton menyampaikan nilai-nilai kebudayaan yang ada di masyarakat Sunda atau Jawa Barat itu harus terus dijaga dan tetap diselenggarakan rutinitasnya sehingga alam yang ada di lingkungannya bisa terselamatkan.
"Memang harus ada kegiatan rutin kebudayaan untuk menjaga suatu daerah itu," katanya.
Ia menyampaikan perlu kekuatan bersama untuk menjaga pesan-pesan dari leluhur, kemudian terus diselenggarakan setiap tradisi yang menjadi rutunitas setiap tahun atau dalam momentum tertentu sebagai bentuk syukur.
Termasuk menjaga mitos yang diyakini masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup dari kerusakan, harus dijaga dan diceritakan terus menerus agar setiap generasinya bisa memahami tentang upaya menyelamatkan alam.
"Buatkanlah lagi hal-hal yang naratif, yang sifatnya ada ikatan kultural dengan masyarakat," katanya.
Bode Riswandi dalam paparannya menyampaikan, naskah-naskah dulu maupun dalam cerita apapun selalu berkisah tentang alam yang harus memberikan manfaat dan dijaga oleh manusia, kecuali mereka yang serakah yakni oligarki dan kapitalis.
Ia menerangkan, selama ini banyak pernyataan atau tulisan yang melarang atau membatasi manusia masuk ke hutan kecuali seizin ketua adat, jika dilanggar maka akan ada sesuatu yang tidak baik bagi manusia itu sendiri.
Tulisan maupun cerita tentang larangan masuk hutan itu, kata dia, merupakan kebijaksanaan leluhur waktu itu yang sudah dikonsep luar biasa untuk memberikan manfaat bagi alam dan keselamatan bagi makhluk hidup.
"Ketika masuk hutan larangan setapak saja, maka nafsu akan menguasai," katanya.
Ia menegaskan cerita tentang mitos sendiri sebagai bagian dari masyarakat di Jawa Barat harus tetap terjaga dan dilihat dari sudut pandang yang positif untuk menjaga kelestarian alam.
"Mitos itu dibuat, diciptakan supaya kita hidup seimbang dengan alam, maka dalam mitos itu ada peringatan," katanya.
Pernyataan lain disampaikan Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis Yat Rospita Brata yang mengajak masyarakat khususnya di Ciamis untuk menjaga gunung agar tetap terjaga dengan tidak ditanami sembarangan yang dapat menimbulkan bencana alam.
Menurut dia, kondisi hutan atau gunung di Ciamis masih cukup baik dibandingkan dengan daerah lain, sebut saja Kabupaten Garut yang sudah banyak lahan ditanami sayuran termasuk pohon kopi yang dinilai akan memberikan dampak tidak baik pada alam.
"Ditata dan dijaga gunung itu harus, kalau gunung sudah ditanami sayuran akan parah, sama kopi juga parah," katanya.
Perwakilan penyelenggara kegiatan juga sebagai Kepala Biro LKBN ANTARA Jawa Barat Riza Fahriza menyampaikan, kegiatan tersebut mengangkat nilai-nilai kebudayaan dan kesenian untuk mengedukasi masyarakat tentang menjaga alam agar terjaga dengan baik.
Persoalan lingkungan itu, kata dia, harus menjadi perhatian semua elemen masyarakat, karena ketika terjadi kerusakan maka akan memberikan dampak buruk, seperti halnya kejadian di Sumatera bisa jadi karena kondisi lingkungan yang tidak baik.
"Mudah-mudahan dari sini kita mengeluarkan virus bahwa di Sunda sudah mengajarkan dari orang tua kita, leluhur kita untuk menjaga lingkungan hingga menjadi menikmati bersama untuk masa depan generasi anak muda ke depan," katanya.
Baca juga: Atraksi lais tampil memukau dalam Pameran Foto Sakakala di Ciamis



