Fajar.co.id, Yogyakarta — Akhir tahun 2025 ini menjadi momen liburan yang menggairahkan bagi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena pusat-pusat kota dan tempat wisata dipadati oleh pelancong.
Wisatawan itu memadati Yogyakarta karena momen libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) . Bahkan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta memprediksi ada sekitar 7 hingga 9 juta orang yang akan masuk ke Yogyakarta selama periode Nataru.
Tercatat kendaraan pribadi mendominasi dengan estimasi 3,86 juta orang, sementara 3,16 juta orang lainnya menggunakan kereta api, bus, dan pesawat.
Secara spesifik, Dinas Pariwisata DIY menargetkan kunjungan ke objek-objek wisata berbayar mencapai 1,5 hingga 1,7 juta wisatawan.
Hanya saja, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyayangkan fenomena wisatawan yang tidur di pinggir jalan atau area publik, seperti di Malioboro.
Wakil Ketua Bidang Kerja Sama PHRI DIY Muhammad Abdullah menyampaikan bahwa membeludaknya wisatawan ke Jogja yang membuat padat lalu lintas tidak selalu berbanding lurus dengan keterisian hotel.
“Banyak yang datang, berjubel, tetapi mereka parkir di kantong parkir dan hanya singgah atau tinggal di bus sehingga tidak semuanya terdistribusi ke hotel,” katanya dikutip dari JPNN (grup FAJAR) Jumat (26/12/2025).
Abdullah mengatakan wisatawan masih bisa mendapatkan hotel yang berada di luar pusat kota atau di luar ringroad.
Abdullah menilai, informasi tentang membeludaknya wisatawan justru membuat orang menjadi enggan berkunjung ke Jogja.
Dia membeberkan, saat ini hotel-hotel yang berada di ring satu (kawasan Malioboro) dan ring dua (wilayah dalam Ringroad) memang sudah mulai penuh.
“Wisatawan bisa beralih ke area ring tiga, yakni hotel-hotel di luar Ringroad, termasuk kawasan Merapi dan Pakem,” sarannya. (bs-sam/fajar)



