Melambat Bersama Khasiat Herbal di Parijs Van Java

kompas.id
5 jam lalu
Cover Berita

Berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, udara sejuk dataran tinggi Bandung dijamin membuat siapa saja bakal kegirangan menikmatinya. Orang-orang mungkin lebih mudah mencari lokasi wisata alam yang sudah ramai dikunjungi turis. Namun, mengapa tidak pergi ke wisata alternatif yang tidak hanya menyegarkan mata, tetapi juga raga?

Salah satu destinasi yang direkomendasikan Kompas adalah Kebun Tanaman Obat (KTO) Sari Alam. Berjarak sekitar 30 kilometer (km) dari pusat kota Bandung, tempat ini tidak hanya menawarkan panorama hutan yang masih terjaga. Sesuai namanya, tempat ini mengoleksi tanaman herbal yang menyehatkan badan.

Berada di Bukit Primadona, Kampung Cibereceuk, Desa Cukang Genteng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, destinasi ini juga menawarkan ketenangan jiwa.

”Selamat datang di KTO Sari Alam. Selamat menikmati kekayaan alam Indonesia,” kata pendiri KTO Sari Alam Oday Kodariyah saat menyambut kedatangan Kompas, Jumat (12/12/2025).

KTO Sari Alam dirintis Oday dan suaminya almarhum, Djadjat Sudradjat sejak 2000. Dari awalnya untuk kebun pribadi sebagai lahan membudidayakan tanaman obat guna melawan kanker serviks yang dideritanya, KTO Sari Alam didatangi banyak orang dari berbagai daerah dan negara. Pengunjung ingin melihat lebih dekat khasiat 900 jenis tanaman obat yang ditanam di lahan seluas 21,3 hektar itu.

”Misi kami sekarang melakukan kegiatan berbasis edukasi, baik berupa seminar pelatihan dan training hingga wisata ilmiah,” kata Oday yang kini didampingi putrinya Delvi Tri Apriantini mengelola KTO Sari Alam.

Baca JugaHerbal Lokal Andalan Perajin Jamu Madura
Wisata ilmiah

Dengan alasan itu juga, Oday selalu membawa pengunjung yang datang menyelami lebih dalam semua potensi di KTO. Dengan tiga paket berbeda antara Rp 375.000 per orang per hari hingga Rp 625.000 per orang per hari, pengunjung diajak berkeliling langsung mengenal kekayaan alam Indonesia.

Di kebun produksi, misalnya, pengunjung akan berkenalan dengan jahe merah, temulawak, temuputih, kunir putih, pegagan, bratawali, daun sendok, ciplukan, daun dewa, dan sambiloto.

”Kebun produksi dikelola dengan mengacu pada konsep good agricultural practices atau praktik pertanian yang baik,” kata peraih Kalpataru kategori Perintis Lingkungan Pelestari 2018 dan Kalpataru Lestari 2025. 

Pengalaman lain ditawarkan di herbarium. Di sana, pengunjung dapat melihat tanaman obat yang yang telah dikeringkan dan khasiatnya untuk pengobatan herbal.

"Mereka juga akan mendapat materi pelatihan tentang obat herbal, makan dan minum sehat hingga bibit tanaman obat. Kami ingin menawarkan pengalaman mendalam dan berkelanjutan dengan fokus pada kualitas daripada kuantitas, " tutur Oday. 

Liburan berkualitas

Tidak hanya itu, fasilitas klinik pengobatan herbal yang berjarak 2,8 km dari lokasi kebun. Banyak wisatawan yang berkunjung KTO Sari Alam juga seringkali berobat di klinik untuk berbagai penyakit, seperti kanker. Deteksi penyakit dilakukan menggunakan pijat refleksi. Klinik dikelola anak Oday lainnya, Chandra Sukmana dan istrinya Lisma Yanti. 

Bahkan, bagi yang ingin berlama-lama di sana, terdapat juga jalur jogging bagi wisatawan. Ruang khusus meditasi dan yoga pun berlatar belakang panorama alam dari Bukit Primadona.

Tidak hanya itu, bagi wisatawan yang ingin belajar mendalam tentang tanaman obat juga bisa mendapatkannya di KTO Sari Alam.  Tempat tersebut telah tersertifikasi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Kementerian Pertanian untuk menerbitkan sertifikat pelatihan Global Herbspreneur Academy. Terdapat fasilitas seperti mess, ruang pelatihan, praktek dan produksi tanaman obat, bibit hingga lahan untuk produksi. 

"Kami berharap wisatawan yang datang tidak sekedar liburan namun juga membawa ilmu dan kesadaran. Negara ini kaya tapi harus dijaga bersama," harap Oday.  

Destinasi perkotaan

Bila KTO Sari Alam belum cukup, terletak di dalam Pasar Cihapit, pusat Kota Bandung, Toko Teh Dekat siap memanjakan pengunjung yang datang.

Masih menjadi pasar tradisional, sekitar Pasar Cihapit menjadi pusat kuliner kekinian. Rumah makan Bu Eha masih berdiri dan menjadi legenda. Kini, beragam kuliner mie, kue dan roti, hingga kedai kopi bertebaran menawarkan pesonanya.

Dekat bukan sekedar nama. Arien Kartika, pemilik Toko Teh Dekat ingin mengajak semua orang merasakan sensasi menikmati aneka jenis teh secara intens. Pada Rabu (17/12/2025), misalnya, Arien menunjukkan hal itu lewat racikan teh krisan pada banyak pengunjung yang datang.

"Teh dari bunga krisan rasanya seperti madu. Teh ini dapat mengatasi panas dalam, sariawan hingga batuk kering, " kata Arien.

”Di mulut seperti ada rasa manisnya padahal tidak pakai gula,” kata seorang pelanggan.

Terdapat sekitar 50 jenis teh di toko Teh Dekat. Arien mendatangkan bahan baku produknya dari sejumlah daerah di Jabar seperti Bandung, Cianjur dan Sukabumi. Dia juga membeli bahan dari luar negeri di antaranya Jepang dan China. 

Sebanyak 50 jenis ini terbagi dalam tiga kategori utama. Pertama original dari dauh teh, teh hitam, teh putih, teh hijau dan oolong. Kategori kedua adalah tisane, yakni seduhan yang menyerupai teh seperti krisan, telang, rossela, chamomile hingga pepermint. Tisane termasuk kategori teh herbal. 

Ketiga kategori blend atau campuran original dan tisane. Misalnya teh hijau yang dipadukan dengan mint dan kulit jeruk.

Harganya bervariasi. Setiap gelas teh dibanderol dengan harga bervariasi. Dari Rp 25.000-Rp 145.000.

Arien mengatakan, saat ini, pengunjungnya datang dari berbagai daerah. Selain Bandung, ada juga yang datang dari Jakarta hingga Papua. Meski tempatnya tidak luas, Arien percaya itu justru memberikan pengalaman lebih intim bagi pengunjung.

"Menyeduh teh membutuhkan waktu dan tidak bisa terburu-buru agar suasana santai menjadi bagian dari pengalaman, " ungkapnya.  

Baca JugaTeh Hitam Kurangi Risiko Penyakit Kardiovaskular

Gerard (28), salah satu pengunjung Kedai Dekat yang rutin mengunjungi tempat itu. Dalam seminggu bisa dua kali. Menurutnya, tempat Arien cocok sebagai destinasi slow tourism. Sebab, tempatnya tidak terlalu ramai dan pengunjung bisa mendapatkan sensasi konsumsi aneka teh herbal secara intens. 

"Tempatnya unik dan merepresentasikan budaya teh tidak hanya tentang Bandung. Di sini pengunjung mengenal perbedaan rasa teh dan memahami budaya minum teh dengan lebih mendalam, " ucap Gerard.

Di tengah hiruk pikuk wisata Kota Bandung, masih banyak tempat yang bisa dikunjungi dalam ketenangan. Bila tahun 2025 membuat kepalamu penat, mari singgah sebentar menikmati kekayaan alam Indonesia di Bandung.

 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Enam pohon tumbang di Jakpus sebabkan satu orang terluka
• 1 jam laluantaranews.com
thumb
Libur Natal, Kota Tua Diserbu 15.689 Pengunjung
• 14 jam lalukompas.tv
thumb
Detik-detik Bangunan Parkir 2 Lantai di Koja Jakut Ambruk Hampir Timpa Warga
• 20 jam laludetik.com
thumb
Badai Melanda California : Banjir Bandang dan Longsor Mengancam Liburan
• 3 jam laluerabaru.net
thumb
Sarwendah Ungkap Pelajaran Terbesar yang Didapatnya Sepanjang 2025
• 5 jam lalutabloidbintang.com
Berhasil disimpan.