Surabaya (beritajatim.com)- tengah cuaca panas dan kebiasaan masyarakat mengonsumsi minuman dingin, es batu menjadi pelengkap yang nyaris selalu hadir di meja makan.
Namun, di balik tampilannya yang bening dan menyegarkan, kualitas es batu kerap luput dari perhatian. Tidak semua es batu dibuat dari air yang aman untuk dikonsumsi, sebagian masih diproduksi menggunakan air mentah yang berisiko membawa bakteri dan kotoran.
Kondisi ini membuat pengetahuan tentang cara membedakan es batu dari air matang dan air mentah menjadi penting, agar masyarakat dapat lebih waspada dan tetap menjaga kesehatan tanpa harus mengurangi kenikmatan menikmati minuman dingin.
Untuk membedakan es batu yang dibuat dari air matang dan air mentah, ada beberapa hal sederhana yang bisa diperhatikan oleh masyarakat. Meski tidak selalu terlihat secara kasat mata, ciri-ciri tertentu dapat menjadi petunjuk awal sebelum es batu dikonsumsi.
Warna es batu
Perhatikan tingkat kejernihan es batu. Es batu dari air matang umumnya terlihat lebih bening dan bersih, meski tidak selalu sempurna. Sebaliknya, es batu dari air mentah sering kali tampak keruh, memiliki bintik putih, atau terdapat partikel kecil yang terperangkap di dalamnya. Kekeruhan ini biasanya berasal dari kandungan mineral, kotoran, atau mikroorganisme yang belum melalui proses pemasakan.
Aroma es batu
Amati aroma es batu saat mulai mencair. Es batu yang dibuat dari air matang cenderung tidak berbau. Jika tercium aroma tidak sedap, seperti bau tanah, lumpur, atau amis ringan, hal tersebut patut dicurigai sebagai es batu dari air mentah. Aroma ini biasanya muncul karena air tidak diolah dengan baik sebelum dibekukan.
Rasa es batu
Perhatikan rasa pada minuman yang menggunakan es batu tersebut. Es batu dari air matang tidak akan mengubah rasa minuman secara signifikan. Sementara itu, es batu dari air mentah bisa meninggalkan rasa aneh, pahit, atau getir setelah es mulai mencair dan bercampur dengan minuman.
Bentuk dan tekstur
Selain itu, bentuk dan tekstur es batu juga dapat menjadi indikator. Es batu dari air matang biasanya memiliki permukaan lebih halus dan tidak mudah retak. Sebaliknya, es batu dari air mentah cenderung rapuh, mudah pecah, dan cepat mencair karena proses pembekuan yang kurang optimal.
Meski demikian, cara paling aman untuk memastikan kualitas es batu adalah dengan memperhatikan sumbernya. Es batu yang diproduksi secara higienis, menggunakan air matang atau air yang telah melalui proses penyaringan dan sterilisasi, umumnya lebih terjamin keamanannya. Dengan mengenali ciri-ciri sederhana ini, masyarakat diharapkan dapat lebih selektif dalam memilih es batu demi menjaga kesehatan sehari-hari.
Pada akhirnya, kehati-hatian dalam memilih es batu menjadi langkah kecil yang berdampak besar bagi kesehatan. Meski terlihat sepele, es batu dari air mentah berpotensi membawa risiko jika dikonsumsi secara rutin. Dengan mengenali ciri-ciri es batu yang aman dan memperhatikan sumber pembuatannya, masyarakat dapat tetap menikmati minuman dingin dengan rasa tenang. Kesadaran sederhana ini diharapkan mampu mendorong kebiasaan konsumsi yang lebih sehat, tanpa harus mengorbankan kenyamanan dan kesegaran dalam keseharian. [Erlina Damayanti]




