Waspada Titik Rawan Kecelakaan Saat Libur Peralihan Tahun 2025-2026

kompas.id
10 jam lalu
Cover Berita

Perlu kewaspadaan segenap pihak dalam menghadapi kepadatan lalu lintas pada momen libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Selain menyebabkan kemacetan, momen pergantian tahun ini juga turut meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Apalagi, mayoritas pelaku perjalanan libur akhir tahun ini menggunakan kendaraan pribadi sebagai preferensi moda transportasi.

Sebelumnya, kecelakaan tragis yang menewaskan 16 orang terjadi pada Senin (22/12/2025) dini hari lalu. Bus PO Cahaya Trans yang melaju dari Jatiasih, Bekasi menuju Yogyakarta mengalami kecelakaan tunggal di jalan Tol Krapyak, Semarang, Jawa Tengah.

Bus yang membawa 33 penumpang tersebut melaju dengan kecepatan tinggi dan diduga kehilangan kendali hingga menabrak pembatas jalan sebelum akhirnya terguling. Peristiwa ini terjadi di ruas jalan tol Batang-Semarang, tepatnya di KM 419 A Simpang Susun Krapyak. Selain menewaskan 16 orang, kecelakaan tersebut juga mengakibatkan 17 penumpang lainnya mengalami luka-luka dan harus dievakuasi ke rumah sakit Semarang.

Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai penyebab utama terjadinya kecelakaan tersebut. Akan tetapi, berdasarkan keterangan awal, diindikasikan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti human eror pengemudi, kondisi jalan dan cuaca saat kejadian, serta kondisi kendaraan yang tidak laik operasi sebagai fokus utama penyelidikan.

Baca JugaAntisipasi Kepadatan Lalu Lintas pada Masa Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Sementara itu, menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat), bus dengan nomor polisi B 7201 IV tersebut telah dinyatakan tidak laik jalan dan dilarang beroperasi. Hal ini berdasarkan hasil rampcheck yang dilakukan pada 9 Desember lalu. Bahkan, bus tersebut juga tidak terdaftar sebagai bus pariwisata atau angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP).

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah melakukan rampcheck guna menjamin kelancaran sarana tranportasi pada momen libur akhir tahun. Sebanyak 40.683 unit dari 45.578 unit kendaraan darat atau sekitar 89,26 persen telah dilakukan pengecekan. Hasilnya, 27.784 unit diijinkan beroperasi dan 7.323 unit dinyatakan peringatan perbaikan. Sementara itu, sebanyak 4.246 unit dilarang beroperasi dan 1.296 unit lainnya dikenakan tilang dan dilarang beroperasi.

Selain transportasi darat, rampcheck juga dilakukan terhadap sarana transportasi laut dan penyeberangan, udara, serta kereta api.

Tingginya tingkat kecelakaan di jalan tol

Peristiwa maut di Tol Krapyak, Semarang tersebut menjadi alarm bagi masyarakat yang hendak melakukan perjalanan pada momen libur akhir tahun, terutama yang akan melintasi jalan tol. Pasalnya, intensitas kecelakaan di jalan tol tercatat relatif cukup tinggi.

Data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mencatat, sepanjang tahun 2023, jumlah kecelakaan di jalan tol di Indonesia mencapai 4.381 kejadian. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 366 orang harus kehilangan nyawa.

Beberapa ruas tol dengan intensitas kecelakaan tertinggi antara lain, ruas Tol Tangerang-Merak dengan 508 kejadian; ruas tol Jakarta-Cikampek dengan 393 kejadian; dan ruas Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) dengan 335 kejadian.

Baca JugaMewaspadai Bencana Hidrometeorologi di Akhir Tahun

Jika melihat data secara series, dalam lima tahun terakhir, jumlah kecelakaan di jalan tol mengalami tren yang cenderung meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya volume kendaraan dan intensitas frekuensi penjalanan masyarakat yang tinggi.

Tingginya angka mobilitas masyarakat pada masa libur akhir tahun ini, potensial meningkatkan intensitas kecelakaan di jalan tol. Salah satu faktor penyebabnya ialah moda transportasi yang digunakan masyarakat didominasi penggunaan mobil pribadi. Berdasarkan hasil survei Kemenhub, dari 119,50 orang yang berpotensi melakukan perjalanan, sebanyak 51,12 juta orang atau sekitar 42,78 persen di antaranya menggunakan mobil pribadi.

Bagi pengendara mobil, jalan bebas hambatan menjadi pilihan utama untuk dapat memangkas waktu tempuh menuju tempat tujuan. Sementara itu, moda tranportasi umum seperti bus juga turut menggunakan jalan tol agar perjalanan menjadi lebih efisien secara biaya.

Hal tersebut tentu saja akan meningkatkan kepadatan arus kendaraan, baik di dalam rute jalan tol ataupun di jalan-jalan arteri di daerah lokasi tujuan perjalanan liburan. Kondisi demikian turut meningkatkan risiko kemacetan serta kecelakaan kendaraan. Berkaca pada momen libur akhir tahun lalu, secara keseluruhan Korlantas Polri mencatat jumlah kecelakaan mencapai 3.434 kejadian.

Baca JugaMenyiapkan Perjalanan Liburan Akhir Tahun di Tengah Cuaca Ekstrem
Titik rawan kecelakaan

Pada momen libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, BPJT telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah ruas tol yang berpotensi memiliki titik rawan kecelakaan. Beberapa ruas tol ini disebut rawan kecelakaan karena memiliki titik dengan karakteristik geometrik atau intensitas lalu lintas yang relatif padat.

Adapun ruas tol tersebut antara lain, ruas Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang atau biasa dikenal sebagai Tol Cipularang. Menurut BPJT, Tol Cipularang memiliki titik dengan kondisi blind spot atau tidak terlihat di KM 91-93 dan beberapa kontur jalanan menurun dengan tikungan tajam seperti di KM 96-97.

Selanjutnya, ruas tol yang juga masuk dalam kategori rawan kecelakaan yakni ruas Tol Tangerang-Merak. Laporan BPJT menyebutkan sedikitnya terdapat empat titik yang perlu diwaspadai oleh para pengemudi. Adapun titik tersebut antara lain, KM 65-66 dan KM 94-95 di jalur A, serta KM 40-41 dan KM 97-98 di jalur B.

Selain kedua ruas tol tersebut, sejumlah ruas tol lainnya juga memiliki titik rawan yang perlu diwaspadai. Di antaranya ruas Tol Jakarta-Cikampek KM 48 dan KM 66A, Tol Cikopo Palimanan (Cipali) KM 78 dan KM 131. Selain itu, terdapat ruas Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) KM 9–10; KM 11–12; dan KM 40–41 di jalur A, serta KM 5–6; KM 6–7; dan KM 20–21 di jalur B.

Sementara itu, di luar kawasan Jabodetabek ruas tol Solo-Ngawi KM 552 dan KM 569, serta tol Ngawi-Kertosono KM 639 juga menjadi titik rawan kecelakaan yang harus diwaspadai para pengendara.

Baca JugaAgar Tetap Liburan, Warga Mengubah Cara Berwisata

Selain itu, titik rawan kecelakaan juga banyak ditemui di jalan arteri perkotaan. Menurut data Korlantas Polri, jalur arteri di Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan jalur yang paling banyak memiliki titik rawan kecelakaan.

Oleh karena itu, kondisi tersebut harus menjadi perhatian oleh semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Bagi masyarakat, penting untuk menempatkan aspek keselamatan dalam berkendara sebagai prioritas. Pemilihan jalur yang relatif aman, pengecekan kendaraan sebelum berangkat, dan mengatur kecepatan saat berkendara menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan.

Sementara itu, pemerintah harus mengedepankan aspek keamanan dan keselamatan di jalan dengan menyiapkan infrastruktur yang andal serta penindakan hukum yang tegas bagi para pelanggar. Kasus kecelakaan bus di Tol Krapyak, Semarang menjadi bukti masih lemahnya pengawasan dan penindakan terhadap kendaraan yang tidak laik beroperasi. (LITBANG KOMPAS)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Libur Nataru, Pemerintah Minta Masyarakat Aktif Pantau Informasi Cuaca
• 10 jam lalutvrinews.com
thumb
Kunjungan Turis Asing Terus Meningkat, Menpar Dorong Wisata Belanja dan Work From Mall
• 2 jam lalutvrinews.com
thumb
Warga Tapanuli Tengah khidmat rayakan Natal di pos pengungsian
• 18 jam laluantaranews.com
thumb
68 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Tangerang Dapat Remisi Natal
• 21 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Gawat! Amorim Pusing MU Kehilangan 7 Pemain Hadapi Newcastle United
• 6 jam laluharianfajar
Berhasil disimpan.