Bisnis.com, MALANG—Penyaluran kredit/pembiayaan perbankan di wilayah kerja OJK Malang tumbuh 6,54% yoy dari Rp103,32 triliun (Oktober 2024) menjadi Rp110,08 triliun (Oktober 2025).
Kepala Kantor OJK Malang, Farid Faletehan, mengatakan secara yoy, baik bank umum konvensional, bank umum syariah, BPR, dan BPRS seluruhnya mencatatkan pertumbuhan positif.
“Seluruh daerah tingkat II di wilayah kerja OJK Malang mengalami pertumbuhan kredit yang berkisar dari 0,24%-21,70% yoy,” ucapnya seperti dikutip, Jumat (26/12/2025).
Pertumbuhan tersebut, kata dia, utamanya ditopang oleh pertumbuhan kredit investasi sebesar 12,61% yoy. Adapun risiko kredit yang tercermin dari rasio NPL mengalami peningkatan 0,28% yoy dari 2,49% (Oktober 2024) menjadi 2,77% (Oktober 2025).
Dia menjelaskan pula, sumber pendanaan utama bank yang berupa dana pihak ketiga (DPK) juga secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan positif yakni sebesar 3,24% yoy atau mencapai Rp105,22 triliun per 31 Oktober 2025.
“Penyaluran kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih terfokus pada sektor rumah tangga (Rp32,40 triliun/porsi: 29,43%), perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (Rp21,45 triliun/porsi: 19,49%), serta industri pengolahan (Rp18,47 triliun/porsi: 16,78%),” ujarnya.
Farid menambahkan, aset perbankan yang berlokasi di 7 (tujuh) wilayah kerja KOJK Malang tumbuh 7,73% yoy mencapai Rp183,72 triliun per 31 Oktober 2025. Perbankan dimaksud terdiri dari 35 (tiga puluh lima) entitas Bank Umum Konvensional (BUK), 6 (enam) Bank Umum Syariah (BUS), 48 (lima puluh) BPR, dan 6 (enam) BPRS.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai penyaluran kredit yang meningkat pada Oktober mengindikasikan hasil positif dari relaksasi belanja pemerintah pusat dan daerah sehingga mendorong peningkatan konsumsi.
Menurutnya, hal ini berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi yang mampu menstimulasi peningkatan kebutuhan kredit untuk meningkatkan kapasitas produksi maupun kebutuhan konsumsi.
Peningkatan penyaluran kredit ini, kata dia, menjadi salah satu pendorong ekonomi pada akhir 2025. Selain itu diskon berbagai kebutuhan rumah tangga, gadget dan kendaraan bermotor juga berdampak pada peningkatan penyaluran kredit. (K24)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/2559362/original/076937200_1546315450-20190101-Kembang-Api-Ancol-5.jpg)
/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F10%2F24%2Fb278be7dc45986b98b0ed3f73cc7b94d-20251024AGS_12.jpg)


