Pelaku Wisata Bantah Bali Sepi, Kunjungan Wisatawan Asing Naik 11,2 Persen

kompas.id
6 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS - Pelaku pariwisata di Bali membantah informasi di media sosial yang menyebut kunjungan wisatawan asing ke Pulau Dewata akhir-akhir ini menurun. Menurut mereka, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali pada tahun 2025 naik 11,2 persen dibanding 2024.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, mengatakan, terjadi kenaikan kunjungan wisatawan asing ke Bali pada tahun ini.

Pada tahun 2024, ada 6,3 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Bali. Adapun kunjungan turis asing pada tahun ini sampai akhir Desember diprediksi mencapai 7 juta orang.

“Jadi terjadi peningkatan 11,2 persen dari 6,3 juta menjadi 7 juta. Lumayan peningkatannya 700.000 orang,” ujar Agung saat dihubungi, Jumat (26/12/2025).

Menurut Agung, jumlah kunjungan wisatawan asing pada tahun ini melebihi target Pemerintah Provinsi Bali, yakni 6,5 juta orang. Meski begitu, dia mengakui, ada beberapa hotel di Bali yang menunjukkan penurunan okupansi mulai November sampai pertengahan Desember 2025.

Namun, hal itu dianggap wajar lantaran penurunnnya masih di angka 60-70 persen. Kondisi itu tak lepas dari kebiasaan wisatawan yang memanfaatkan momentum Natal dan Tahun Baru untuk melakukan perjalanan wisata.

“Mereka menunggu anaknya liburan sekolah dan lainnya. Itu sudah biasa. Jadi tidak bisa okupansi hotel sepanjang tahun harus 80 persen. Bisnis pariwisata itu ada up and down, tapi up-nya sampai 90 persen dan down-nya tidak akan turun dari 60-65 persen, itu masih bagus,” kata Agung.

Baca JugaAgar Tetap Liburan, Warga Mengubah Cara Berwisata

Agung menambahkan, penurunan okupansi itu juga dipengaruhi beberapa faktor lain. Salah satunya, penambahan kamar dan sarana akomodasi pariwisata. Hal ini terlihat dari penambahan jumlah hotel, vila, apartemen, pondok wisata, dan guest house di Bali.

“Mengapa mereka tidak tinggal di hotel? Karena menyesuaikan dengan kantong wisatawan itu sendiri. Hasil survei saya ke lapangan, wisatawan yang datang akhir-akhir ini menengah ke bawah (middle low) sehingga hanya beberapa saja yang tinggal di hotel berbintang,” ucapnya.

Agung memaparkan, wisatawan dari segmen middle low itu lebih banyak memilih akomodasi selain hotel, seperti apartemen, kondotel, vila, dan pondok wisata. Hal itu dinilai tidak menjadi persoalan lantaran memberikan dampak baik terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dia menambahkan, jika ada satu atau dua hotel yang mengalami penurunan okupansi, bisa saja hal itu terjadi karena penurunan kualitas pelayanan maupun kurangnya promosi.

Namun, Agung menyebut, secara umum, okupansi hotel di wilayah Bali masih bagus. Saat ini, okupansi hotel di kawasan Nusa Dua mencapai 80 persen, okupansi hotel di Sanur 80 persen, di Ubud 80 persen, dan di Canggu bahkan sampai 85 persen.

Jadi terjadi peningkatan 11,2 persen dari 6,3 juta menjadi 7 juta. Lumayan peningkatannya 700.000 orang

Sementara itu, Agung mengakui, jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Bali tahun ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2024. Target wisatawan domestik ke Bali sepanjang 2025 mencapai 10,5 juta orang. Namun, realisasinya kemungkinan lebih rendah 10 persen.

Agung menilai, ada beberapa hal yang menjadi penyebab menurunnya kunjungan wisatawan domestik. Salah satunya adalah dampak ekonomi domestik yang sedang lesu. Selain itu, tidak ada kebijakan libur panjang atau cuti bersama pada akhir tahun ini sebagaimana terjadi pada pemerintahan sebelumnya.

“Sehingga mereka lebih banyak berwisata di kota asal. Sekarang yang ramai, kan, Surabaya, Yogyakarta, Malang. Wisatawan lokal biasaya dari mana? Ya, dari Jawa karena penduduknya memang besar,” katanya.

Baca JugaBali Menyandang Predikat ”Overtourism”

Ada juga kemungkinan wisatawan domestik memilih melancong ke luar negeri. Mereka yang suka traveling biasanya membandingkan harga tiket pesawat ke Bali dengan negara lain di Asia Tenggara, seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura.

“Artinya, slogan ‘aku bangga berwisata Indonesia’ harus dioptimalkan lagi. Caranya bagaimana? Pihak kementerian harus berkoordinasi bagaimana harga tiket jangan sama dengan Singapura. Coba kalau harga tiket ke Labuhan Bajo, Lombok, Makassar, atau Bali ada promo, pasti ramai,” ucapnya.

Sementara itu, seperti dikutip dari Kompas.com, Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan, narasi negatif mengenai sepinya pariwisata Bali yang beredar di media sosial itu tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Ia menyebut, data kedatangan wisatawan hingga akhir tahun justru menunjukkan tren positif.

“Kunjungan turis meningkat, berarti informasi turis sepi yang beredar di media sosial itu hoaks,” ujar Koster.

Baca JugaPariwisata Indonesia Terganjal Mahalnya Tiket Pesawat 

Selama beberapa waktu belakangan, beredar informasi di media sosial yang menyebut aktivitas pariwisata di Bali sepi menjelang momen libur Natal dan Tahun Baru. Namun, menurut Koster, fakta lapangan menunjukkan hal sebaliknya.

Per 22 Desember 2025, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali telah mencapai 6,8 juta orang. Angka ini sudah melampaui total realisasi 2024 yang berada di angka 6,3 juta wisatawan. Kenaikan tersebut meneruskan tren positif pada 2024 yang naik 20,1 persen dibandingkan tahun 2023 dengan 5,27 juta wisatawan asing.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Update Korban Bencana Sumatera 26 Desember: 1.137 Orang Meninggal, 163 Hilang
• 1 jam lalukumparan.com
thumb
Pengiriman Bantuan di Wilayah Terisolasi di Aceh Menggunakan Motor Trail
• 18 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Pengamat: Pengibaran Bendera GAM Langgar Hukum dan Cederai Komitmen Perdamaian Aceh
• 12 jam laluokezone.com
thumb
Bertabur Bintang, Trailer Film Epik "The Odyssey" Karya Christopher Nolan Dirilis
• 8 jam lalutvonenews.com
thumb
Teror Natal di Yahukimo, Warga Pendatang Tewas Dibacok Anggota KKB
• 1 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.