Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Pemerintah Federasi Rusia memperkuat kerja sama pendidikan tinggi melalui optimalisasi pemanfaatan beasiswa Pemerintah Rusia bagi mahasiswa Indonesia. Program ini difokuskan pada pengembangan talenta di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika atau STEM.
Langkah tersebut dinilai strategis untuk memperluas kesempatan studi ke luar negeri sekaligus memperkuat kapasitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya pada bidang teknologi maju dan energi nuklir.
Kegiatan penguatan kerja sama ini dihadiri Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov, Atase Kedutaan Besar Rusia Yulia Tomskaya dan Gleb Darchenkov, serta Wakil Kepala Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia Maria Khionaki.
Wamendiktisaintek Stella Christie menyampaikan apresiasi atas komitmen Pemerintah Rusia dalam memperluas kuota beasiswa bagi mahasiswa Indonesia.
Menurutnya, kerja sama ini sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam membangun sumber daya manusia unggul dan berdaya saing global.
“Kami mengapresiasi dukungan Pemerintah Rusia dalam penyediaan beasiswa. Ini sejalan dengan arah kebijakan nasional untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia,” ujar Stella Christie, Jumat, 26 Desember 2025.
Ia menambahkan, tantangan utama saat ini bukan pada minat mahasiswa, melainkan keterbatasan penyebaran informasi yang belum menjangkau seluruh calon peserta potensial, terutama dari latar belakang STEM.
“Masih terdapat hambatan informasi. Banyak mahasiswa yang belum mengetahui peluang ini, atau yang mendaftar justru berasal dari bidang non-STEM. Ke depan, penyebaran informasi akan kami perkuat secara lebih terarah dan sistematis,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov menyatakan, kerja sama beasiswa kedua negara menunjukkan perkembangan positif.
Pada tahun sebelumnya, Indonesia memperoleh kuota 250 beasiswa Pemerintah Rusia, yang kemudian meningkat menjadi 300 kuota pada tahun ini.
“Peningkatan kuota ini didorong oleh pemanfaatan yang baik. Kami berharap jumlah tersebut dapat kembali ditingkatkan apabila seluruh kuota dapat dimanfaatkan secara optimal,” kata Sergei Tolchenov.
Ia menjelaskan, beasiswa tersebut mencakup jenjang pendidikan sarjana, magister, dan doktoral, dengan komposisi sekitar 200 mahasiswa sarjana, 80 magister, dan 20 doktor. Antusiasme pendaftar juga dinilai tinggi, dengan ribuan calon mahasiswa Indonesia tercatat mengikuti proses seleksi.
Selain skema reguler, Rusia juga menyediakan beasiswa khusus melalui Russian State Atomic Energy Corporation (Rosatom) dan Russian Aluminium Company (RUSAL).
Namun, pemanfaatan beasiswa pada bidang energi nuklir masih perlu disesuaikan dengan kuota yang tersedia.
Wakil Kepala Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia Maria Khionaki menjelaskan, beasiswa RUSAL menawarkan pembiayaan penuh dan dilaksanakan di Ural Federal University, Yekaterinburg.
Program ini dirancang untuk mendukung pengembangan talenta internasional di bidang teknologi dan industri.
“Kami menyiapkan materi informasi dan sosialisasi agar mahasiswa Indonesia memahami keunggulan program ini, termasuk presentasi daring langsung dari universitas di Rusia,” jelas Maria.
Kemdiktisaintek dan Pemerintah Federasi Rusia sepakat untuk memperkuat koordinasi melalui penyediaan informasi terpadu, pelaksanaan sosialisasi secara daring dan luring, serta pelibatan alumni Indonesia lulusan Rusia sebagai duta berbagi pengalaman.
Melalui kerja sama internasional ini, Kemdiktisaintek berharap peningkatan akses pendidikan tinggi luar negeri dapat berkontribusi langsung pada penguatan riset, inovasi, dan pembangunan nasional yang berkelanjutan, sejalan dengan kebijakan “Diktisaintek Berdampak”.
Editor: Redaksi TVRINews



