Bahlil Usul Pilkada Dipilih DPRD, Prof Didik J Rachbini: Sama dengan Keluar dari Mulut Harimau Masuk ke Mulut Buaya, Bahkan Lebih Sadis

fajar.co.id
5 jam lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia menilai bahwa pemilihan langsung sangat mahal, sehingga ia kembali mengusulkan agar khusus pilkada dilaksanakan secara tidak langsung. Namun tidak berarti bahwa pemilihan tidak langsung lalu bebas dari masalah karena hanya elit yang terlibat di dalam pemilihan tidak langsung tersebut.

Bahkan setahun yang lalu, Presiden Prabowo Subianto juga sudah menyampaikan usulan agar pemilihan kepala daerah tidak diselenggarakan secara langsung namun kembali dilakukan oleh DPRD untuk menekan biaya politik dan banyak komplikasi sosial kemasyarakaan lainnya.

Namun pada saat itu pun banyak protes dan penolakan dari berbagai kalangan jika pemilihan kepala daerah dikembalikan ke DPRD seperti zaman pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Suharto, itu akan menghilangkan hak pilih rakyat sekaligus memundurkan sistem demokrasi.

Jadi usulan ini terus bergulir karena biaya ekonomi dan non-ekonominya sangat mahal dengan harapan pilkada berjalan lebih efisien. Presiden Prabowo memberi alasan praktek pemilihan tidak langsung juga telah dilaksanakan di berbagai negara, termasuk negara tetangga.

“Saya melihat negara tetangga lebih efisien seperti Malaysia, Singapura, India, memilih anggota DPRD sekali, ya sudah DPRD itu yang memilih Gubernur dan Bupati.” Menurut presiden: “Sistem ini terlalu mahal. Dari wajah yang menang saya lihat lesu, apalagi yang kalah.”

Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini melihat komplikasi yang lain dari sistem pemilihan langsung pada masa teknologi IT dan AI sekarang ini.

Menurutnya, selama dua dekade terakhir ini pemilihan langsung ditandai oleh keterlibatan Alien, AI, bots, buzzer dan barang asing lainnya, yang merusak sendi-sendi demokrasi.

“Karena itu, pemilihan langsung, meskipun bersifat “one man one vote”, terbuka menjadi alat eksploitasi dan manipulasi para elit di dalam demokrasi karena menguasai uang dan teknologi tersebut. Suara rakyat, yang berasal dari suara hati nurani dan keinginan manusia untuk memilih pemimpinnya,” ungkap Didik dalam keterangan tertulis, dilansir Jumat (26/12).

Namun dengan kehadiran AI, maka dialog di dalam demokrasi disapu oleh suara mesin, provokasi buzzer, bots, AI dan mesin-mesih alien, yang masuk ke dalam sistem, menjajah dan menjarah demokrasi secara brutal.

“Hasilnya adalah pemimpin pencitraan, yang tidak menampakkan wajah aslinya, seperti terlihat pada kepemimpinan Jokowi, yang dihasilkan dalam pemilihan langsung dengan penuh keterlibatan mesin-mesin manupulatif, buzzer, bots, dan AI. Ini semua merupakan barang asing dan alien-alien baru di dalam demokrasi,” paparnya.

Ia menyatakan, jika pemilihan langsung dikurangi pada sisi pilkada, maka kita bisa mengurangi alien-alien dan mesin-mesin AI tersebut masuk ke dalam demokrasi kita.

Tetapi jika kembali ke dalam sistem seperti dipraktekkan oleh presiden Soeharto, maka pembajakan demokrasi oleh elit terjadi kembali.

“Ini sama dengan keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya, bahkan bisa lebih sadis lagi kebrutalan pembajakan demokrasi menjadi otoriter, seperti dulu,” tegasnya.

Karena itu, mesin-mesin AI, buzzer dan alien-alien tersebut harus diatur oleh pemerintah. Di sini kementrian Komdigi masih gagap dan bingung dengan masalah interelasi demokrasi sejati dan kebebasan bicara dari anggota masyarakat dengan masuknya narasi berasal dari AI, yang cenderung manipulatif. (Pram/fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pengamat Ingatkan Pemerintah Waspadai Normalisasi Simbol Separatisme di Aceh
• 6 jam lalumatamata.com
thumb
Minta KPK Telusuri Sumber Uang RK ke Wanita, Pakar: Tetapkan Tersangka atau Jangan Bunuh Nama Baik
• 8 jam lalusuara.com
thumb
BMKG: Hujan Diprediksi Guyur Seluruh Jakarta Hari Ini, Warga Diimbau Waspada
• 11 jam lalupantau.com
thumb
Lilin Nusantara: PP bentuk dukungan pemerintah untuk Perpol 10/2025
• 2 jam laluantaranews.com
thumb
Nilai Aset Dana Pensiun BCA Tumbuh 3,1% jadi Rp6,08 Triliun
• 23 jam lalubisnis.com
Berhasil disimpan.