Anak Korban Bullying di China Berani Pidato di Hadapan Pelaku

kumparan.com
1 jam lalu
Cover Berita

Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun bernama Mao Shilin, yang tinggal di Provinsi Shaanxi, China, menyita perhatian publik setelah keberaniannya menghadapi para perundung di sekolah. Mao menjadi korban bullying oleh beberapa teman sekelasnya, Moms, Seragam sekolah Mao dicorat-coret dengan tulisan “bodoh”, hingga membuat orang-orang yang melihatnya ikut mengejek Mao setelah melihat tulisan tersebut. Namun, alih-alih membalas atau memilih diam, Mao mengambil langkah yang tidak biasa. Dalam sebuah pertemuan kelas, ia berdiri di podium dan menyampaikan pidato langsung di hadapan teman-temannya, termasuk para pelaku bullying.

Keberaniannya Menghadapi Perundung dengan Bijak

Sebagai ketua kelas, Mao Shilin menunjukkan sikap kepemimpinan yang matang untuk anak seusianya. Ia memilih menyampaikan perasaannya secara terbuka dan bertanggung jawab, tanpa menyalahkan atau memaki teman-temannya. Dalam pidatonya, Mao mengajak para pelaku untuk berempati dan membayangkan bagaimana rasanya berada di posisi orang yang dirundung. “Apakah kalian akan bahagia jika diperlakukan seperti ini?” ucap Mao, dikutip dari South China Morning Post. Mao juga mengingatkan perannya sebagai ketua kelas. Ia mengatakan bahwa selama ini ia selalu berusaha membantu teman-temannya, terutama ketika ada yang mengalami kesulitan atau menjadi korban perundungan. “Ketika kalian dirundung, datanglah kepadaku dan aku akan membantu. Tapi sekarang, apakah seperti ini cara kalian memperlakukanku?” lanjutnya dengan tenang. Pidato tersebut mengubah suasana kelasnya. Beberapa siswa yang terlibat dalam perundungan tampak tersentuh, menangis, dan kemudian meminta maaf kepada Mao. Teman-teman lainnya serta para guru pun memberikan dukungan serta memuji cara Mao menyampaikan perasaannya dengan dewasa dan penuh empati. Ibu Mao yang bermarga Zhang mengungkapkan, sebenarnya putranya adalah anak yang pemalu. Namun, setelah melihat apa yang dilakukan anaknya, ia merasa terharu sekaligus bangga melihat Mao mampu berbicara jujur dan menunjukkan sikap kepemimpinan di usia yang masih sangat muda. Kisah Mao Shilin menjadi pengingat bagi para orang tua bahwa keberanian anak tidak selalu ditunjukkan dengan perlawanan atau kemarahan. Keberanian untuk berbicara dengan empati dan ketenangan justru bisa menjadi kekuatan besar dalam menghadapi perundungan, Moms.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Katib Aam PBNU: Forum Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar Sepakati Muktamar Segera
• 17 jam laludetik.com
thumb
Profil dr Amira Farahnaz Alias Doktif yang Kini Jadi Tersangka Kasus Pencemaran Nama Baik
• 22 jam lalugrid.id
thumb
Pemerintah Pastikan Penanganan dan Pemulihan di Lokasi Bencana Sumatera Terus Berjalan Meski Libur P
• 5 jam laluidxchannel.com
thumb
Contraflow Tol Cikampek Dihentikan, Arus Lalu Lintas Kembali Normal
• 22 jam lalusuara.com
thumb
Amorim tak hilang optimisme meski Bruno Fernandes cedera
• 16 jam laluantaranews.com
Berhasil disimpan.