Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi meminta PT KAI menambah permainan tradisional berbasis kearifan lokal di Stasiun Yogya untuk melengkapi layanan ramah perempuan dan anak.
Hal itu disampaikan Arifah saat meninjau fasilitas layanan bagi perempuan dan anak selama angkutan Natal dan Tahun Baru 2025/2026 di Stasiun Yogyakarta, Jumat.
"Saya mengusulkan permainannya ditambah dengan permainan tradisional yang berbasis kearifan lokal," ujar dia.
Baca juga: Jelang Natal, MenPPPA cek fasilitas perempuan - anak di Stasiun Senen
Di Stasiun Yogyakarta, Menteri PPPA meninjau sejumlah fasilitas, mulai dari ruang tunggu, ruang laktasi, area bermain anak, lounge, serta menyapa para penumpang KA, khususnya anak-anak, ibu, dan lansia.
Ia mengapresiasi komitmen KAI mewujudkan transportasi publik yang aman, nyaman, dan ramah ibu dan anak.
Meski begitu, Arifah menilai area bermain yang sudah tersedia perlu dilengkapi agar tidak hanya berfungsi mengalihkan perhatian anak, tetapi juga memberi pengalaman lebih dekat antara orang tua dan anak.
"Bagaimana orang tua mempunyai waktu lebih dekat, lebih intensif dengan anak-anaknya," ujar dia.
Menurut dia, permainan sederhana yang selaras identitas budaya Yogyakarta perlu ditambahkan seperti otok-otok, alat pukul tradisional, hingga aktivitas membuat gerabah.
Selain itu, Arifah juga mengapresiasi fitur pemilihan kursi khusus bagi penumpang perempuan yang memungkinkan perempuan duduk berdampingan dengan sesama perempuan.
"Ini sangat ramah perempuan. Jadi, perempuan sangat aman ketika dia berjalan sendiri dan ingin tempat duduknya aman," ucap dia.
Menteri PPPA menilai ruang laktasi yang disediakan KAI sudah cukup nyaman.
Menurut dia, ruang menyusui yang tenang dan tertutup membantu ibu merasa aman saat memberikan ASI sembari menunggu waktu keberangkatan.
Lebih lanjut, Menteri Arifah meminta agar informasi layanan aduan dipasang lebih terbuka melalui videotron atau running text di area stasiun.
Penumpang yang mengalami atau melihat tindakan kekerasan atau pelecehan seksual, kata dia, harus mengetahui ke mana mereka dapat melapor.
"Kalau ada yang melihat atau mengalami kekerasan atau pelecehan seksual, tolong disampaikan bisa melapor ke nomor mana. Ada SAPA 129, cukup ditelepon 129. Atau lewat WhatsApp di 08111129129," jelas dia.
Baca juga: Wujudkan Perjalanan Ramah Keluarga, KAI Daop 9 Lengkapi Ruang Humanis di Stasiun
Baca juga: Menteri PPPA tinjau fasilitas ramah perempuan/anak di Stasiun Gambir
Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih mengatakan bahwa KAI Daop 6 berkomitmen menyediakan pelayanan yang aman, nyaman dan ramah ibu dan anak.
KAI Daop 6 telah menyediakan fasilitas ruang laktasi di seluruh stasiun pelayanan penumpang, yakni 15 Stasiun Daop 6 dan Stasiun KCI, ruang bermain anak di 4 stasiun besar, yakni Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Purwosari, dan pos kesehatan, 35 tenaga kesehatan serta 51 RS Mitra KAI.
Feni juga menyampaikan bahwa untuk menambah rasa aman dan nyaman, Daop 6 telah menyediakan berbagai kanal pelaporan dan mekanisme penanganan cepat apabila terjadi dugaan tindakan pelecehan seksual di lingkungan kereta api.
"Jika penumpang melihat atau mengalami tindakan yang mencurigakan segera laporkan kepada petugas di stasiun, kondektur atau melalui Contact Center 121," ujar Feni.
Hal itu disampaikan Arifah saat meninjau fasilitas layanan bagi perempuan dan anak selama angkutan Natal dan Tahun Baru 2025/2026 di Stasiun Yogyakarta, Jumat.
"Saya mengusulkan permainannya ditambah dengan permainan tradisional yang berbasis kearifan lokal," ujar dia.
Baca juga: Jelang Natal, MenPPPA cek fasilitas perempuan - anak di Stasiun Senen
Di Stasiun Yogyakarta, Menteri PPPA meninjau sejumlah fasilitas, mulai dari ruang tunggu, ruang laktasi, area bermain anak, lounge, serta menyapa para penumpang KA, khususnya anak-anak, ibu, dan lansia.
Ia mengapresiasi komitmen KAI mewujudkan transportasi publik yang aman, nyaman, dan ramah ibu dan anak.
Meski begitu, Arifah menilai area bermain yang sudah tersedia perlu dilengkapi agar tidak hanya berfungsi mengalihkan perhatian anak, tetapi juga memberi pengalaman lebih dekat antara orang tua dan anak.
"Bagaimana orang tua mempunyai waktu lebih dekat, lebih intensif dengan anak-anaknya," ujar dia.
Menurut dia, permainan sederhana yang selaras identitas budaya Yogyakarta perlu ditambahkan seperti otok-otok, alat pukul tradisional, hingga aktivitas membuat gerabah.
Selain itu, Arifah juga mengapresiasi fitur pemilihan kursi khusus bagi penumpang perempuan yang memungkinkan perempuan duduk berdampingan dengan sesama perempuan.
"Ini sangat ramah perempuan. Jadi, perempuan sangat aman ketika dia berjalan sendiri dan ingin tempat duduknya aman," ucap dia.
Menteri PPPA menilai ruang laktasi yang disediakan KAI sudah cukup nyaman.
Menurut dia, ruang menyusui yang tenang dan tertutup membantu ibu merasa aman saat memberikan ASI sembari menunggu waktu keberangkatan.
Lebih lanjut, Menteri Arifah meminta agar informasi layanan aduan dipasang lebih terbuka melalui videotron atau running text di area stasiun.
Penumpang yang mengalami atau melihat tindakan kekerasan atau pelecehan seksual, kata dia, harus mengetahui ke mana mereka dapat melapor.
"Kalau ada yang melihat atau mengalami kekerasan atau pelecehan seksual, tolong disampaikan bisa melapor ke nomor mana. Ada SAPA 129, cukup ditelepon 129. Atau lewat WhatsApp di 08111129129," jelas dia.
Baca juga: Wujudkan Perjalanan Ramah Keluarga, KAI Daop 9 Lengkapi Ruang Humanis di Stasiun
Baca juga: Menteri PPPA tinjau fasilitas ramah perempuan/anak di Stasiun Gambir
Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih mengatakan bahwa KAI Daop 6 berkomitmen menyediakan pelayanan yang aman, nyaman dan ramah ibu dan anak.
KAI Daop 6 telah menyediakan fasilitas ruang laktasi di seluruh stasiun pelayanan penumpang, yakni 15 Stasiun Daop 6 dan Stasiun KCI, ruang bermain anak di 4 stasiun besar, yakni Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Purwosari, dan pos kesehatan, 35 tenaga kesehatan serta 51 RS Mitra KAI.
Feni juga menyampaikan bahwa untuk menambah rasa aman dan nyaman, Daop 6 telah menyediakan berbagai kanal pelaporan dan mekanisme penanganan cepat apabila terjadi dugaan tindakan pelecehan seksual di lingkungan kereta api.
"Jika penumpang melihat atau mengalami tindakan yang mencurigakan segera laporkan kepada petugas di stasiun, kondektur atau melalui Contact Center 121," ujar Feni.


