Amerika Serikat pada Selasa (23 Desember) dalam sebuah pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa secara terbuka menuduh rezim diktator Venezuela, Nicolás Maduro, sebagai pemerintahan ilegal, serta menetapkan bahwa Maduro sendiri merupakan pimpinan organisasi teroris narkoba yang dikenal sebagai “Kartel Matahari” (Cartel de los Soles). Amerika Serikat menyatakan akan memberlakukan sanksi semaksimal mungkin untuk memutus sumber pendanaan Maduro. Pada saat yang sama, pihak AS menegaskan bahwa penyitaan kapal tanker minyak merupakan cara utama untuk memutus urat nadi keuangan Maduro.
EtIndonesia. Belakangan ini, Amerika Serikat telah mencegat beberapa kapal tanker minyak di Laut Karibia dan mengerahkan kapal induk serta pesawat tempur untuk terus meningkatkan tekanan, dengan tujuan memblokade secara menyeluruh ekspor minyak Venezuela.
Dalam pertemuan PBB tersebut, Amerika Serikat terlebih dahulu menegaskan bahwa rezim Maduro adalah ilegal, dan bahwa Maduro sendiri oleh AS ditetapkan sebagai pemimpin organisasi teroris asing Kartel Matahari.
“Faktanya, kapal tanker yang dikenai sanksi merupakan jalur kehidupan ekonomi utama bagi Maduro dan rezim ilegalnya, sekaligus menjadi sumber pendanaan bagi organisasi teroris narkoba ‘Kartel Matahari’,” ujar Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Mike Waltz.
Penyitaan kapal tanker minyak merupakan langkah terbaru Presiden AS Donald Trump untuk menekan Maduro. Waltz menegaskan bahwa Amerika Serikat akan memberlakukan dan menegakkan sanksi dalam skala maksimal guna memutus sumber dana Maduro.
“Kemampuan Maduro menjual minyak Venezuela memungkinkan dirinya mempertahankan klaim kekuasaan yang palsu, serta melanjutkan aktivitas teror narkoba. Terus terang, rakyat Venezuela layak mendapatkan masa depan yang lebih baik; mereka telah lama menderita di bawah kediktatoran sosialis Maduro,” tambahnya.
Hingga bulan ini, Penjaga Pantai Amerika Serikat telah mencegat dua kapal tanker yang penuh dengan minyak mentah Venezuela di Laut Karibia, dan saat ini tengah mengejar kapal ketiga yang terkait dengan Venezuela.
Saat ini, Amerika Serikat sedang mengerahkan kekuatan militer besar di kawasan Karibia, termasuk kapal induk, pesawat tempur, dan kapal perang lainnya. Sumber lain menyebutkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, pesawat tiltrotor V-22 Osprey serta lebih banyak pesawat angkut MC-130J “Commando II” telah tiba di Aguadilla, Puerto Riko.
Menurut laporan Reuters, perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA, memproduksi sekitar 1,1 juta barel minyak mentah per hari. Namun akibat blokade Amerika Serikat, kini hampir tidak ada perusahaan yang berani membantu mengangkut minyak tersebut.
Laporan oleh reporter New Tang Dynasty Television Liu Jiajia, Amerika Serikat.



/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2022%2F08%2F16%2F811ae0de-797e-4499-bfe7-58e040b690a5.jpg)