Julius Ibrani: Bencana dan Kekerasan Negara Picu Kemarahan Rakyat di Aceh hingga Papua

jpnn.com
3 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), Julius Ibrani, mengkritik keras respons negara dalam menangani bencana alam dan aksi demonstrasi. Dalam pernyataannya, Julius menyebut negara menunjukkan wajah yang anti-rakyat, anti-demokrasi, dan anti-kemanusiaan.

"Belum selesai luka bangsa atas hilangnya nyawa Affan akibat respon dan tindakan Kepolisian yang represif dan tanpa perspektif HAM atas aksi/demonstrasi massa, negara kian menunjukkan wajah aslinya: anti-rakyat, anti-demokrasi, dan anti-kemanusiaan," ujar Julius Ibrani dalam keterangannya, Jumat (26/12).

BACA JUGA: Pemerintah dan Yayasan Buddha Tzu Chi Bangun 2.600 Hunian Tetap untuk Korban Bencana Sumatra

Dia menyoroti bencana alam yang melanda Aceh dan Sumatera, yang menewaskan ribuan jiwa. Menurutnya, tragedi itu terjadi akibat perampokan sumber daya alam dan perusakan lingkungan oleh penguasa dan pengusaha.

"Diperburuk dengan respon dan penanganan bencana yang buruk dan justru menyelamatkan citra, bukannya nyawa manusia yang hidup terlunta-lunta," tambahnya.

BACA JUGA: Bank Mandiri Beri Relaksasi Kredit Demi Ringankan Beban Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Julius menilai pengibaran bendera putih di Aceh sebagai tanda titik nadir keselamatan warga. "Wajar jika Aceh marah, wajar jika bendera putih berganti menjadi simbol kemerdekaan wilayah, yang sejatinya bermakna kemerdekaan diri sebagai manusia. Bukan soal politik kekuasaan, apalagi politik penguasaan," katanya.

Dia juga menarik paralel dengan situasi di Papua, yang menurutnya menghadapi bencana setiap hari hingga mengibarkan Bintang Kejora. Julius mengingatkan bahwa PBHI telah memberikan peringatan keras kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia.

BACA JUGA: PDIP Serukan Solidaritas untuk Korban Bencana di Momentum Natal

"PBHI telah mendesak Pemerintah, juga memberi peringatan keras kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa masa lalu, ketika negara masih mencoba menormalisasi militer di ruang sipil, akan kembali," tegasnya.

Dia memperingatkan ancaman transformasi militer dari normalisasi ke militerisasi. "Rakyat akan menghadapi transformasi militer, dari normalisasi ke militerisasi, dan kini 'men-sipil-kan' militer kembali," ucap Julius.

Dalam penutupnya, Julius Ibrani mengajak seluruh pihak untuk menghadapi situasi ini bersama-sama demi supremasi sipil dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hunian Korban Bencana Sumatra Bakal Gunakan Duit Sitaan Koruptor?


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Terkuak, Alasan Polri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Wilayah Bencana Sumatra
• 4 jam lalusuara.com
thumb
Pidato Natal Paus Leo XIV Kecam Krisis Kemanusiaan Gaza
• 22 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Situasi Lalu Lintas di Tol Dalam Kota dan Cikampek hingga Padalarang
• 12 jam laluidntimes.com
thumb
Daftar Harga Pangan 26 Desember 2025: Cabai Rawit Merah dan Telur Ayam Melonjak
• 11 jam lalukompas.tv
thumb
11 Potret lawas Nia Ramadhani saat main sinetron, aktingnya dari dulu jempolan banget
• 20 jam lalubrilio.net
Berhasil disimpan.